BeritaPWM Jateng

Hadir di Sruweng, Ketua PWM Jateng Jelaskan Perbedaan Mendasar Muhammadiyah dengan Salafi

PWMJATENG.COM, Kebumen – Pada Ahad (2/6), Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menyampaikan tausiyah yang inspiratif dalam rangka memperingati Milad ke-39 RS PKU Muhammadiyah Sruweng. Dalam kesempatan tersebut, Tafsir mengupas tentang peran Muhammadiyah sebagai gerakan reformis dan pentingnya orientasi ke masa depan dalam gerakan ini.

Tafsir menekankan bahwa Muhammadiyah berbeda dengan gerakan revivalis yang berorientasi pada masa lalu. “Muhammadiyah itu reformis. Paham Muhammadiyah mengambil model reformis, bukan revivalis. Apa bedanya? Revivalis itu berorientasi ke belakang, menghidupkan masa lalu dan membawanya ke masa sekarang. Sedangkan Muhammadiyah itu reformis, berorientasi ke masa depan,” ujarnya.

Dalam tausiyahnya, Tafsir menjelaskan perbedaan mendasar antara Muhammadiyah dan gerakan Salafi. “Revivalis diambil oleh Salafi, reformis diambil oleh Muhammadiyah. Bedanya, Salafi berorientasi ke masa lalu, ingin menghidupkan masa lalu umat Islam di masa kini. Sedangkan Muhammadiyah berorientasi ke masa depan, bukan ke masa lalu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tafsir membahas tiga tipe gerakan dalam Islam, yaitu tradisionalis, reformis, dan revivalis. “Tradisionalis diambil oleh NU, reformis diambil oleh Muhammadiyah, dan revivalis diambil oleh Salafi. Walaupun kadang sulit dibedakan, masing-masing memiliki semangat yang berbeda,” jelasnya.

Baca juga, Ketua PWM Jawa Tengah Dorong Peningkatan Efektivitas Pendidikan Muhammadiyah melalui Kolaborasi dan Harmonisasi

Dalam konteks keberagaman pemahaman dan praktik keagamaan, Tafsir menekankan pentingnya tidak menghakimi satu sama lain. “Dalam paham Muhammadiyah, yang paling mulia di sisi Allah bukanlah Salaf atau tidak Salaf, tetapi karena ketaqwaannya. Bukan karena generasi tertentu,” ungkapnya, merujuk pada hadits yang menekankan bahwa tidak ada keutamaan suatu bangsa atau warna kulit atas yang lain.

Tausiyah Tafsir mengingatkan hadirin tentang pesan universal Nabi Muhammad Saw. yang disampaikan dalam Haji Wada. “Pidato Arofah sangat jelas. ‘Wahai sekalian manusia. Ingatlah bahwa Tuhanmu satu, Bapakmu satu. Ingatlah bahwa orang Arab tidak lebih utama dari orang non-Arab. Dan orang non-Arab tidak lebih utama dari orang Arab.’ Ini menunjukkan bahwa Islam menolak segala bentuk diskriminasi,” tegasnya.

Dalam acara yang penuh makna tersebut, Tafsir mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk terus berorientasi pada masa depan, sesuai dengan semangat reformis yang menjadi ciri khas gerakan ini. Ia menutup tausiyahnya dengan harapan agar Muhammadiyah terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE