
PWMJATENG.COM, Semarang – Tantangan era disrupsi digital mendorong perguruan tinggi Muhammadiyah untuk terus bertransformasi. Dalam upaya memperkuat kolaborasi strategis dan membangun kampus yang unggul, ITESA Muhammadiyah Semarang menggelar forum bertajuk “Menguatkan Sinergi Muhammadiyah: Kolaborasi Strategis untuk Pengembangan Kampus Unggul dan Berkemajuan” pada Jumat, 16 Mei 2025.
Acara ini menghadirkan dua narasumber utama dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yakni Wakil Rektor I, Akhsanul In’am, dan Direktur Pascasarjana, Latipun. Keduanya dikenal sebagai tokoh pendidikan yang aktif mengembangkan inovasi di lingkungan kampus.
Dalam pemaparannya, Akhsanul In’am menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) kampus melalui pendekatan 4M: Memahami, Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengevaluasi. Pendekatan ini, menurutnya, terinspirasi dari pola pikir George Polya dan disempurnakan dengan sentuhan teknologi masa kini.
“Digitalisasi berbasis Internet of Things, Artificial Intelligence, dan Big Data bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis dalam tata kelola pendidikan tinggi,” tegas In’am di hadapan puluhan peserta forum.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pengembangan kampus Muhammadiyah harus dimulai dari pola pikir yang terstruktur dan terbuka terhadap inovasi. “Kita tidak boleh stagnan. Kita harus siap menghadapi realitas baru dengan pemikiran yang sistematis,” ujarnya.
Sementara itu, Latipun mengajak seluruh peserta untuk membangun kultur organisasi berbasis nilai dan visi. Ia menyampaikan konsep 3K: Kokoh dalam nilai, Kompak dalam tim, dan Komitmen terhadap visi dakwah dan pendidikan. Menurutnya, teknologi hanyalah alat, sedangkan integritas adalah kunci keberlanjutan.
“Tanpa nilai, teknologi akan kehilangan arah. Kampus Muhammadiyah harus mengakar dalam nilai dan menjulang dalam prestasi,” tutur Latipun dengan penuh semangat.
Baca juga, Bolehkah Daging Kurban Dikemas dan Diawetkan? Ini Penjelasan Hukumnya!
Forum ini turut dihadiri Rektor ITESA Muhammadiyah Semarang, Nurul Huda, didampingi oleh Wakil Rektor I, Herman Yuliansyah, dan Wakil Rektor II, Laelatul Khikmah. Selain itu, seluruh jajaran dosen dan tenaga kependidikan juga ambil bagian aktif dalam diskusi yang berlangsung dinamis.
Menurut Nurul Huda, kegiatan ini merupakan momen penting dalam menyatukan visi dan semangat antarkampus Muhammadiyah. Ia berharap forum serupa dapat menjadi agenda rutin untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas institusi.

“Ini bukan hanya tentang berbagi ide, tetapi tentang menyatukan langkah demi kemajuan bersama,” ujarnya.
Di akhir sesi, In’am menyampaikan bahwa keunggulan sebuah kampus tidak semata-mata ditentukan oleh kemegahan infrastruktur atau kecanggihan teknologi. “Kampus unggul dibangun melalui karakter kepemimpinan, semangat kolaborasi, dan keberanian berinovasi,” tegasnya.
Forum yang berlangsung selama satu hari ini membangkitkan semangat baru di kalangan civitas akademika Muhammadiyah. Para peserta mengaku mendapat wawasan segar dan motivasi kuat untuk melakukan pembenahan di lingkungan kampus masing-masing.
Lebih dari sekadar forum akademik, acara ini menjadi simbol lahirnya gerakan bersama menuju ekosistem pendidikan Muhammadiyah yang lebih progresif. Sinergi hari ini adalah fondasi untuk masa depan yang lebih gemilang.
“Semangat kolaborasi ini harus terus dijaga. Kita sedang membangun peradaban melalui pendidikan,” pungkas Latipun, menutup sesi diskusi dengan penuh optimisme.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha