Berita

Guru SD Muh 1 Ketelan Ikuti Diskusi Proklamasi bersama Putri Bung Hatta

PWMJATENG.COM, SOLO – Wabah Covid-19 menjadikan peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI digelar virtual. Hanya sedikit orang yang diundang berdiskusi bersama putri Hatta. Salah satunya guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Dra Novi Saptina, Minggu (16/8/2020).

Museum Naskah Proklamasi Jakarta menghadirkan Prof. Meutia Hatta, putri salah satu dari Dwi Tunggal, Mohammad Hatta dihadirkan untuk memberikan teladan sejarah, sang ayah yang mempunyai kepribadian menarik langsung dari putrinya.

Beruntung bangsa Indonesia mempunyai putra putri dari tokoh sejarah, yang semuanya masih hidup. Sehingga bisa belajar tokoh sejarah langsung dari darah daging tokoh sejarah tersebut.

“Pandemi momen gali sejarah untuk memerdekan rasa. Selalu ada cahaya dibalik badai. Ungkapan untuk menggambarkan bagaimana usaha kami untuk tetap produktif dan memberikan edukasi kepada masyarakat, walau ditengah pandemi. Tepat pada 17 Agustus 2020, alhamdulillah subscriber kanal Youtube kami sudah menembus 1k,” ujar Novi sambil tersenyum.

Sementara sang kakak Prof. Meutia Hatta, menjadi Narasumber, para adiknya Gemala Hatta dan Halida Hatta hadir menjadi peserta diskusi.

Rupanya sederhana, rendah hati, dari Hatta menurun pada putra – putri nya. Mereka bisa saling mendukung dalam ilmu seperti ini.

“Berbahagia, bisa belajar dari dekat pribadi Hatta lewat putrinya.Tentang kesederhanaan Hatta, dikatakan Meutia memang dari kecintaannya terhadap buku dan menulis sehingga melahirkan pribadi yang demikian. Hatta hanya memikirkan kemajuan dan martabat bangsa,” ucap Novi, alumni Akademi Pers dan Wartawan, turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini.

17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB bertepatan dengan 9 Ramadan 1364 H, Soekarno didampingi Moh. Hatta membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Setelah pembacaan naskah proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan, dijahit beberapa saat sebelumnya oleh Ibu Fatmawati

“Sesungguhnya Proklamasi berdimensi Proklamasi Budaya bagi bangsa Indonesia yaitu mengangkat harkat dan martabat serta harga diri, mampu berbudaya merdeka, berbudaya mandiri, berbudaya tak menyerah, karena nasib bangsa tergantung kemampuan budaya diri sendiri menjadi tangguh dan diperhitungkan,” demikian ungkap Meutia Hatta menutup diskusi. (Humas, Jatmiko)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE