Guncang Dunia Pendidikan! FGM Boyolali Siapkan Strategi Revolusioner untuk Masa Depan Guru Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, Boyolali – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Boyolali menggelar Bincang Pendidikan bertajuk “Mendesain Masa Depan Guru Muhammadiyah (Rotasi, Mutasi, Danpen, dll)” pada Rabu, 21 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung di SMK Muhammadiyah Karanggede (Muhamka) ini menghadirkan puluhan guru dari berbagai jenjang pendidikan Muhammadiyah.
Kepala SMK Muhamka, Sri Wahyuni, menyambut hangat para peserta dan narasumber. Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum ini. “Ini langkah penting untuk meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru Muhammadiyah,” ungkapnya di hadapan peserta.
Ketua FGM Boyolali, Pujiono, menegaskan bahwa forum-forum edukatif seperti ini sangat dibutuhkan. Menurutnya, dinamika dunia pendidikan, terutama di lingkungan amal usaha Muhammadiyah, menuntut adaptasi dan strategi yang tepat. “Guru adalah ujung tombak. Maka kita perlu mendesain masa depan mereka dengan cermat dan berkelanjutan,” katanya.
Dalam kegiatan ini, Nursalam, Kepala SD Muhammadiyah PK Kotabarat Surakarta, tampil sebagai narasumber utama. Ia memaparkan strategi konkret dalam merancang masa depan guru Muhammadiyah yang lebih baik. Menurutnya, kunci utama kesejahteraan guru terletak pada peningkatan jumlah siswa.
“Jika murid banyak, maka kesejahteraan guru otomatis meningkat. PPDB itu vital,” ujar Nursalam tegas. Ia menekankan bahwa proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bukan hanya tugas kepala sekolah, melainkan menjadi tanggung jawab kolektif seluruh elemen sekolah.
Baca juga, Praktik Penggunaan Visa Non-Haji, Murur, dan Tanazul dalam Pandangan Tarjih Muhammadiyah
Selain itu, ia juga menjabarkan pentingnya membangun pola rotasi dan mutasi yang sehat di lingkungan sekolah Muhammadiyah. Menurutnya, rotasi tidak selalu berarti pemindahan yang merugikan, tetapi bisa menjadi jalan untuk memperkaya pengalaman dan kompetensi guru.
Nursalam juga menyoroti pengelolaan dana pendidikan (Danpen) sebagai aspek krusial yang perlu dikawal secara akuntabel dan transparan. Ia mengingatkan bahwa kesejahteraan guru tidak terlepas dari manajemen keuangan yang sehat. “Danpen jangan hanya untuk operasional. Harus ada alokasi untuk peningkatan kapasitas guru,” tambahnya.

Dalam sesi tanya jawab, beberapa guru menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan pelatihan rutin, kejelasan karier, serta pentingnya dukungan pimpinan sekolah terhadap inovasi pembelajaran. Forum ini menjadi ajang curah gagasan yang produktif, sekaligus memperkuat solidaritas antarguru Muhammadiyah.
Diskusi juga mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi guru, mulai dari kurangnya fasilitas hingga kesenjangan persepsi antara yayasan dan tenaga pendidik. Namun, antusiasme peserta menunjukkan semangat perubahan yang kuat.
Menutup kegiatan, Pujiono menyampaikan harapannya agar hasil diskusi ini ditindaklanjuti secara konkret. Ia menyarankan agar FGM menjadi kanal advokasi yang strategis bagi guru Muhammadiyah, baik dalam hal profesionalitas maupun kesejahteraan.
“Ini bukan akhir, justru awal dari gerakan sistemik untuk memuliakan guru Muhammadiyah,” tegasnya.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha