Generasi Alpha dan Tantangan Pendidikan Islam di Era Teknologi Canggih

PWMJATENG.COM – Perkembangan teknologi yang pesat telah melahirkan sebuah generasi baru yang dikenal dengan sebutan Generasi Alpha. Mereka adalah anak-anak yang lahir setelah tahun 2010, tumbuh di tengah gempuran teknologi digital, gawai, internet, dan kecerdasan buatan. Generasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan Islam, yang tidak hanya dituntut adaptif terhadap kemajuan zaman, tetapi juga tetap menjaga nilai-nilai spiritual dan akhlak Islam.
Pendidikan Islam sejatinya memiliki misi yang komprehensif: membentuk insan yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. Namun, pada era digital ini, tantangan semakin kompleks. Generasi Alpha cenderung memiliki perhatian pendek, lebih terbiasa dengan visual dan interaksi cepat, serta memiliki akses luas terhadap informasi, baik yang positif maupun negatif. Maka, menjadi penting untuk menghadirkan pendekatan pendidikan Islam yang relevan, inovatif, dan kontekstual.
Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ ۚ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ayat ini menjadi dasar pentingnya pendidikan, termasuk dalam konteks generasi Alpha yang hidup di tengah zaman yang serba digital. Pendidikan Islam harus mampu menjawab tantangan zaman sekaligus menanamkan nilai-nilai keimanan secara mendalam.
Tantangan Nyata di Era Digital
Tantangan pendidikan Islam di era teknologi canggih meliputi beberapa hal. Pertama, distraksi digital. Akses gawai dan media sosial sering kali membuat anak-anak sulit fokus dalam proses belajar, termasuk dalam belajar agama. Kedua, krisis keteladanan. Banyak anak lebih mengenal figur dari media sosial ketimbang tokoh agama atau ulama. Ketiga, konten digital yang tidak semuanya edukatif. Anak-anak mudah terpapar konten negatif yang bisa menggerus nilai moral dan akhlak Islami.
Baca juga, Menjadi Pribadi Mulia: Jalan Menuju Jamal, Kamal, dan Jalal dalam Perspektif Islam
Untuk itu, perlu adanya sinergi antara keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mengarahkan anak-anak generasi Alpha agar tetap tumbuh dalam nilai-nilai Islam. Peran orang tua sangat krusial sebagai pendidik pertama. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa pendidikan awal yang dilakukan oleh orang tua sangat menentukan arah tumbuh kembang anak, termasuk dalam hal keimanan dan akhlaknya.
Strategi Pendidikan Islam untuk Generasi Alpha
Pendidikan Islam harus mengambil pendekatan yang sesuai dengan karakter generasi Alpha. Di antaranya adalah:
- Pemanfaatan teknologi sebagai media dakwah dan pembelajaran. Aplikasi, video animasi Islami, dan platform pembelajaran digital harus dimanfaatkan secara maksimal.
- Metode pembelajaran yang interaktif dan kreatif. Guru dan pendidik harus mampu merancang kurikulum yang tidak hanya mengandalkan ceramah, tetapi juga aktivitas yang melibatkan teknologi, permainan edukatif, dan multimedia.
- Peningkatan literasi digital Islam. Anak-anak perlu diajarkan cara memilah informasi, mengenali hoaks, serta memahami etika digital dalam perspektif Islam.
- Revitalisasi peran masjid dan pesantren. Masjid dan pesantren harus tampil sebagai pusat pendidikan yang ramah teknologi tanpa kehilangan ruh spiritual.
Dengan strategi tersebut, diharapkan pendidikan Islam dapat menjawab tantangan generasi Alpha, sekaligus menyiapkan mereka menjadi generasi yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia di tengah derasnya arus modernitas.
Akhirnya, pendidikan Islam harus senantiasa berpegang pada nilai wahyu dan sunnah, namun juga terbuka terhadap perkembangan zaman. Generasi Alpha adalah amanah umat, dan tugas kita bersama untuk menjadikan mereka sebagai generasi Qurani yang siap menghadapi masa depan dengan cahaya iman dan ilmu.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha