Gairahkan Dunia Literasi! 125 Guru Muhammadiyah Tegal Dilatih Jurnalisme dan Sastra di Hotel Mewah

PWMJATENG.COM, Tegal – Sebanyak 125 guru dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/K Muhammadiyah se-Kota Tegal mengikuti Diklat Jurnalistik dan Sastra bertema “Membangun Kreativitas dalam Menulis dan Berkomunikasi yang Baik”. Kegiatan inspiratif ini berlangsung pada Sabtu, 28 Juni 2025 atau bertepatan dengan 3 Muharram 1447 H, di Hotel Riez Tegal.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tegal dan diikuti pula oleh lima Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Pelatihan ini bertujuan membangkitkan semangat literasi dan komunikasi para pendidik Muhammadiyah di tengah tantangan zaman.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Kota Tegal, Purnomo Hadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari peningkatan kapasitas guru. Ia memperkenalkan filosofi “SITI”, singkatan dari Syukur, Ikhtiar, Tawakal, dan Istiqamah. “Ambillah sebanyak-banyaknya hal-hal yang positif. Fakta yang baik harus dibawa oleh jurnalis,” katanya memberi motivasi kepada peserta.
Menurut Purnomo, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi sejak Maret 2025 bersama Suyanto, salah satu tokoh literasi nasional. Ia berharap hasil dari pelatihan ini dapat memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan Muhammadiyah di Kota Tegal.
Sementara itu, Ketua PDM Kota Tegal, Wahyu Heru Triyono, yang turut membuka acara secara resmi, menekankan bahwa gerakan Muhammadiyah membutuhkan sinergi visi dan cita-cita kolektif. “Jurnalistik adalah cara mengomunikasikan ide secara konseptual, sedangkan sastra merupakan karya seni yang bisa dinikmati banyak orang,” ujarnya.
Baca juga, Menjaga Keharmonisan Keluarga: Pelajaran dari Dakwah Nabi dan Realitas Kekinian
Pelatihan menghadirkan dua narasumber utama, yakni Suyanto—sastrawan nasional dan penggerak literasi—dan Mustofa W. Hasyim—redaktur Suara Muhammadiyah. Materi yang mereka sampaikan meliputi perbedaan penulis dan pengarang, peran otak kiri dan kanan dalam proses kreatif, hingga struktur dan unsur penting dalam penulisan berita.
Suasana diklat terasa semakin menarik saat panitia membagikan doorprize berupa buku literasi kepada peserta yang aktif berpartisipasi. Dalam sesi praktik, para guru langsung dilatih menjadi jurnalis dengan menulis berita dari paparan Masfuad, ketua panitia pelaksana.

Masfuad mengungkapkan bahwa praktik ini menjadi momen penting bagi para peserta untuk mengasah keterampilan jurnalistik mereka. Ia menjelaskan bahwa beberapa tulisan terbaik akan mendapatkan hadiah, termasuk kesempatan mempresentasikan karya di hadapan peserta lain. “Diklat ini bukan akhir, melainkan awal untuk mengimplementasikan ilmu di sekolah dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Lebih lanjut, Masfuad mengungkapkan rencana ke depan untuk membentuk kelompok penulis yang akan memproduksi karya-karya dari peserta dan menyalurkannya ke media lokal maupun nasional.
Diklat ini mendapat sambutan antusias dari para peserta. Sejumlah guru menyatakan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru tentang dunia tulis-menulis dan pentingnya keterampilan komunikasi. Salah satu peserta menyebut bahwa pelatihan ini memberikan inspirasi untuk mulai mengembangkan media informasi sekolah secara mandiri.
Kontributor : Muhammad Farid Nur Zaeni
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha