Kolom

Fokus Bekerja: Kunci Keberhasilan yang Sering Diabaikan

Fokus Bekerja: Kunci Keberhasilan yang Sering Diabaikan

Oleh: Pujiono (Pengasuh PonpesMu Manafiul Ulum Sambi & Ketua FGM Kabupaten Boyolali)

PWMJATENG.COM – Di tengah tekanan hidup yang semakin kompleks, banyak orang merasa bahwa satu pekerjaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Fenomena ini melahirkan maraknya pekerjaan sampingan—dari sekadar memenuhi pengeluaran harian, membayar biaya pendidikan anak, cicilan rumah, hingga angsuran kendaraan.

Kini, seorang guru tidak hanya mengajar di satu sekolah. Pagi di Sekolah A, siang di Sekolah B, sore membuka les privat. Karyawan swasta bekerja dari pagi hingga sore, malam hari mengambil proyek desain atau menjadi reseller daring. Bahkan tenaga medis, di luar jadwal rumah sakit, membuka praktik mandiri atau menjadi konsultan kesehatan online.

Fenomena ini tidak jarang melahirkan ironi. Pekerjaan sampingan yang awalnya hanya pelengkap, justru menjadi identitas utama. Ada guru yang lebih dikenal sebagai makelar properti daripada sebagai pendidik. Ada dosen yang lebih populer sebagai konsultan bisnis dibanding sebagai akademisi.

Alasan di balik semua ini sangat masuk akal: penghasilan utama belum mencukupi. Namun, tanpa disadari, muncul persoalan baru: kurangnya fokus. Ketika seseorang harus berganti peran berkali-kali dalam sehari, perhatian dan energinya terpecah. Dampaknya, kualitas kerja menurun, profesionalisme terganggu, dan potensi diri tidak tergali secara maksimal.

Baca juga, Masukhi: Ibadah Haji Bukan Sekadar Ritual Fisik, Melainkan Upaya Spiritual untuk Mencari Rida Allah

Padahal, dalam dunia kerja yang kian kompetitif, fokus adalah kunci keberhasilan. Seorang profesional sejati adalah mereka yang mampu mencurahkan perhatian sepenuhnya pada tanggung jawab yang diemban. Fokus melahirkan ketelitian, ketekunan, dan konsistensi—tiga hal yang menjadi fondasi dari keberhasilan jangka panjang. Fokus juga menjadi cerminan kecintaan terhadap profesi.

Bukan berarti pekerjaan sampingan itu salah. Dalam banyak kasus, pekerjaan tambahan justru dapat menjadi solusi produktif untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun, penting untuk diingat bahwa pekerjaan tambahan tidak boleh mengorbankan kualitas pekerjaan utama. Setiap orang perlu mengukur kapasitas diri, menetapkan prioritas, dan berani berkata “cukup” demi menjaga integritas dan profesionalitas.

Pada akhirnya, keberhasilan tidak diukur dari seberapa banyak pekerjaan yang dijalani, melainkan dari seberapa besar dampak positif yang dihasilkan dari pekerjaan yang ditekuni dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE