Evaluasi Program PWM Jateng: Menuju Pendidikan Berkualitas dan Indonesia Emas 2045
PWMJATENG.COM, Surakarta – Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Tengah yang digelar di Syariah Hotel Solo, Sabtu (21/12), menjadi ajang strategis untuk mengevaluasi capaian program prioritas sekaligus merumuskan langkah ke depan. Acara ini dihadiri oleh Bendahara PWM Jawa Tengah, Sofyan Anif, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Dalam kegiatan tersebut, Sofyan Anif berperan sebagai moderator diskusi dengan tema “Mengkonstruksi PTMA Menuju Indonesia Emas 2045”. Diskusi ini menghadirkan Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PWM Jawa Tengah, Iwan Junaedi, serta Wakil Rektor I UMS, Harun Joko Prayitno, sebagai narasumber. Tema ini menjadi refleksi penting bagi Muhammadiyah untuk mempersiapkan generasi emas melalui pendidikan berkualitas.
Sofyan menekankan pentingnya kualitas dalam pengembangan sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). Menurutnya, strategi pengembangan tidak cukup hanya berorientasi pada kuantitas. “Strategi pengembangan sekolah dan PTMA di Jawa Tengah tidak harus berpikir kepada kuantitas saja, tetapi sudah harus dengan kualitas melalui program-program unggulan,” ujar Sofyan. Ia menambahkan bahwa setiap Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) harus memiliki sekolah unggulan, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
PWM Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki jumlah lembaga pendidikan terbanyak di Indonesia. Dari TK, SD, SLTP, hingga SLTA, Muhammadiyah Jawa Tengah telah menunjukkan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu, PWM juga memiliki 25 perguruan tinggi PTMA, menjadikannya wilayah yang kaya potensi.
Baca juga, Download Materi Musypimwil Muhammadiyah Jawa Tengah Tahun 2024
Namun, Sofyan menggarisbawahi bahwa dari 25 perguruan tinggi tersebut, 40% masih membutuhkan upaya untuk “sehat”. “PWM Jawa Tengah memiliki 25 perguruan tinggi PTMA, dan 40% di antaranya akan disehatkan melalui merger, rebranding, atau pembukaan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). Langkah ini bertujuan agar pembangunan pendidikan tinggi maupun dasar di Jawa Tengah dapat berkembang lebih optimal,” jelasnya.
Selain itu, Sofyan juga menyoroti pentingnya pemanfaatan PSDKU bagi perguruan tinggi unggul sebagai salah satu solusi strategis. “Dengan pembukaan PSDKU di berbagai daerah, perguruan tinggi yang sudah unggul dapat memperluas cakupan layanannya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal,” imbuhnya.
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Tengah, Iwan Junaedi, turut memberikan pandangannya. Ia menekankan bahwa pendidikan Muhammadiyah harus terus adaptif terhadap perubahan zaman, khususnya dalam menjawab tantangan era digital. “Sekolah Muhammadiyah harus menjadi pionir dalam penguasaan teknologi dan pembentukan karakter siswa,” kata Iwan.
Sementara itu, Harun Joko Prayitno menyoroti pentingnya sinergi antara sekolah dan PTMA dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. “Pendidikan Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam mencetak generasi unggul yang berdaya saing global,” ujarnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha