DARI “THR” MENUJU “ TTM”
Fathin Hammam Dhomiri {Bendahara PDM Kab Tegal & Direktur Kajian LeNTera Tegal}
BULAN Ramadhan menjadikan sebagian besar kaum muslim menjadi lebih taat dan meningkat dalam menjalankan ibadah, baik yang wajib ataupun yang sunah. Tidak mengherankan jumlah jamaah masjid mengalami tambahan yang signifikan terutama diawal awal bulan ramadhan. Hal ini merupakan sesuatu yang patut disyukuri bersama, karena menunjukan indikasi adanya kesadaran yang tinggi dalam menjalankan kehidupan beragama. Sebab hadirnya ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat untuk menambah amal kebaikan, karena pahala di lipatgandakan sekaligus untuk menghapus dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Siapa yang berpuasa karena atas dasar keimanan dan mengharap ridho dan pahala Allah semata maka akan diampuni dosa dosa yang telah lewat “{HR.Bukhori Muslim}.
Adanya peningkatan dan semangat beribadah yang terjadi pada ramadhan ini sebenarnya merupakan bukti keimanan yang tak terbantahkan, hanya saja yang perlu kita evaluasi bersama {saya dan anda semua} dan ini selalu menjadi pertanyaan dan problem dari tahun ke tahun, kenapa sering terjadi ketaatan dan semangat beribadah hanya bertahan pada bulan ramadhan dan terutama lagi hanya di awal awal bulan ramadhan? Kenapa jamaah masjid di sebagian besar kita, grafiknya menunjukan penurunan seiring mendekati hari raya dan terutama lagi pasca ramadhan? Yang awal ramadhan , masjid menjadi nampak “sempit”, karena jamaah membludak ,mulai masuk pertengahan ramadhan masjid menjadi “membesar” kembali. Kalau yang demikian masih terjadi pada tahun ini, maka secara tidak kita sadari, kita terserang virus “THR” yaitu Taatnya Hanya Ramadhan. Virus ini menunjukan kita sering tidak konsisten dalam menjalankan ketaatan, dengan kata lain taatnya kita masih bersifat temporal yaitu hanya pada saat tertentu saja. Semangat beribadah yang tidak konsisten dan istiqomah ini merupakan problematika yang harus kita analisa, Hemat saya, ada dua faktor utama. Faktor Pertama, masih belum kuatnya pondasi keimanan. Orang yang imannya sudah kokoh, di ibaratkan dalam alquran surat ibrahim ayat 24-25, mereka bagaikan pohon yang berakar sehingga tidak mudah goyah dan berubah karena akarnya kuat menghunjam ke bumi. Dengan kata lain orang yang imannya sudah mantap, kuat dan kokoh maka akan selalu menjada komitmen dan konsisten dalam menjalankan ibadah tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Faktor kedua, karena lemahnya ilmu, bekal pemahaman yang masih minim dan kurangnya pemahaman dari sebuah amal ibadah sering membuat orang tidak bersemangat dalam beribadah. Maka yang terjadi adalah, ketika fisik merasa lelah maka ia akan berhenti sebab tidak memahami keutamaan dan balasan dari sebuah amal perbuatan, sebaliknya bagi orang yang memiliki ilmu, maka akan terus bersemangat berusaha konsisten mengamalkan dengan apa yang sudah di fahaminya.
Maka jika diri kita terus berusaha memperkuat iman dan menambah ilmu terus menerus, serta kita pupuk dan diterapkan secara konsisten, insya Allah orang kita akan terhindar dari virus “THR” {Taatnya Hanya Romadhon} tapi akan berubah menjadi “TTM” {Taatnya Terus Menerus}. Berusaha menjaga komitmen imannya dengan selalu konsisten dalam mengamalkannya, baik di saat ramadhan ataupun pasca bulan ramadhan. Kondisi Inilah yang menjadi harapan dari Allah SWT dan Rasulullah SAW, Sesuai perintahnya kepada kita semua untuk selalu istiqomah dalam beribadah . semoga tahun ini kita bisa berubah dari THR menjadi TTM. Amin…