Dakwah Kultural Jadi Strategi Baru di Kabupaten Semarang, Begini Penjelasan Para Tokohnya!

PWMJATENG.COM, Semarang – Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Semarang menyelenggarakan Pelatihan Strategi Dakwah di Hotel Kusuma Madya, Bandungan, pada Sabtu–Ahad (24–25/5/2025). Kegiatan ini menjadi momen strategis untuk membedah pendekatan dakwah kultural yang dinilai relevan dalam menghadapi tantangan dakwah kekinian.
Pelatihan tersebut menghadirkan Pujiono dari Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah sebagai narasumber utama. Ia dikenal sebagai pendakwah kreatif yang memanfaatkan media wayang golek pitutur sebagai sarana menyampaikan pesan-pesan Islam.
“Wayang bukan hanya hiburan. Ia bisa menjadi pintu masuk untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman yang membumi dan mudah diterima masyarakat,” ujar Pujiono di hadapan peserta.
Menurutnya, pendekatan kultural sangat penting karena menyentuh aspek emosional dan kebudayaan lokal. Dengan gaya tutur yang santai dan komunikatif, ia menunjukkan bahwa dakwah bisa membaur tanpa kehilangan substansi ajaran Islam.
Ketua Majelis Tabligh PDM Kabupaten Semarang, Mulyono, juga tampil sebagai pemateri. Ia menekankan pentingnya inovasi dalam metode dakwah, terutama bagi generasi muda yang lebih akrab dengan budaya populer dibanding pendekatan keagamaan formal.
Baca juga, Jangan Mistifikasi Al-Qur’an: Petunjuk Hidup, Bukan Jimat atau Azimat
“Kreativitas harus terus diasah. Kita harus menyampaikan Islam dengan cara yang bersahabat, menarik, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari,” jelas Mulyono.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Jumari, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah; Muh. Saerozy, Ketua PDM Kabupaten Semarang; dan Idi Joko Sudomo. Ketiganya berbagi pengalaman dan strategi dakwah yang bisa diterapkan langsung di masyarakat. Mereka mendorong para dai dan daiyah untuk tidak hanya memahami materi, tetapi juga mampu menyesuaikan pendekatan sesuai konteks sosial.
Salah seorang peserta, Lukman, menyatakan antusiasmenya terhadap pelatihan tersebut. “Saya sangat senang bisa ikut. Banyak wawasan baru yang saya peroleh. Metode dakwah yang dipaparkan sangat aplikatif dan mudah diterapkan di masyarakat,” tuturnya.
Pelatihan ini dirancang dengan pendekatan interaktif. Peserta tidak hanya mendengarkan ceramah, tetapi juga terlibat dalam diskusi dan simulasi. Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat dan keakraban.
Muslih, selaku pemandu acara, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini membawa dampak nyata. “Semoga kegiatan ini tidak berhenti di ruangan ini saja, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam menyebarkan Islam di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha