Kolom

Dakwah di Tengah Keragaman: Meningkatkan Kesadaran dan Persatuan

Dakwah di Tengah Keragaman: Meningkatkan Kesadaran dan Persatuan

Oleh : Masyhuda Darussalam (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng Angkatan 3 di UNIMMA Magelang)

PWMJATENG.COM – Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda-beda agar mereka saling berinteraksi dan bertegur sapa. Namun, interaksi ini lebih dari sekadar menyapa, melainkan mencakup pertukaran gagasan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan derajat setiap individu. Dalam keberagaman ini, kita tidak seharusnya terpecah belah, melainkan memanfaatkan perbedaan untuk tujuan yang lebih baik, yakni untuk peningkatan diri. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِندَ اللّٰهِ اَتْقٰكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda, kita harus memahami kondisi tersebut dalam dakwah. Dakwah bukan sekadar menyampaikan kebenaran, tetapi juga menyesuaikan dengan keadaan orang yang menerima pesan. Kita harus berbicara sesuai dengan tingkat pemahaman dan keadaan mereka. Dengan adanya keragaman ini—mulai dari golongan, usia, kedudukan sosial, hingga kondisi ekonomi—kita diingatkan bahwa semua perbedaan ini justru untuk saling mengambil manfaat, bukan untuk merendahkan satu sama lain.

Baca juga, Bedanya Aqidah Salafiyah dengan Asy’ariah

Misalnya, yang muda bisa mengambil manfaat dari yang tua, yang kaya dapat memberi manfaat kepada yang kurang mampu, dan sebaliknya. Perbedaan ini justru menumbuhkan kebersamaan, kekompakan, dan kerja sama di antara kita. Dalam konteks amar ma’ruf nahi munkar, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, para da’i (pendakwah) diharapkan mampu bersikap bijaksana dan lapang dada.

Dua hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi masyarakat yang beragam ini adalah: pertama, meningkatkan sikap lapang dada, dan kedua, bersikap bijaksana. Bijaksana berarti menyampaikan pesan tidak hanya berdasarkan perspektif kita, tetapi juga dengan mempertimbangkan perspektif audiens, serta situasi dan kondisi mereka. Dengan pendekatan yang demikian, jangkauan dakwah kita akan semakin luas dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.

Sebagai organisasi yang berkomitmen pada dakwah, Muhammadiyah melalui Lembaga Dakwah Komunitas telah berperan dalam menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif terhadap keberagaman. Dengan terus meningkatkan sikap bijaksana dan lapang dada, dakwah yang dilakukan akan semakin efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE