BeritaBudayaKabar DaerahTokoh

Dakwah dan Budaya: Kyai Cepu Ungkap Hubungan Tak Terpisahkan!

PWMJATENG.COM, Pekalongan – Hubungan antara budaya dan dakwah Islam menjadi tema utama yang disampaikan oleh Kyai Cepu dalam pengajian peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah yang berlangsung di Masjid Al-Hikmah Podosugih, Ahad pagi. Dalam kajiannya, Kyai Cepu menegaskan bahwa budaya dan agama adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

“Agama dan budaya mustahil dipisahkan. Tanpa budaya, pelaksanaan agama tidak mungkin terwujud,” ujar Kyai Cepu di hadapan sekitar seribu jemaah yang hadir.

Ia memberikan contoh nyata dengan menyebut alat transportasi sebagai bagian dari budaya yang juga menjadi penunjang dakwah. “Transportasi itu budaya. Pesawat, kendaraan, itu juga budaya yang mendukung dakwah,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kyai Cepu menjelaskan bagaimana Islam mampu mengadaptasi tradisi budaya tanpa menghilangkan nilai-nilai agama. Ia mencontohkan tradisi aqiqah yang telah dimodifikasi oleh Rasulullah Muhammad SAW. “Aqiqah awalnya tradisi Arab pra-Islam, di mana darah kambing diteteskan ke kepala bayi. Setelah Islam datang, Rasulullah menggantinya dengan minyak wangi, tanpa menghapus esensi dari tradisi tersebut,” jelasnya.

Menurut Kyai Cepu, banyak tradisi Arab pra-Islam yang diberi nilai-nilai Islami oleh Rasulullah tanpa menghilangkan budaya dasarnya. Hal ini menjadi bukti bahwa Islam dapat berdampingan dengan budaya tanpa kehilangan keautentikan ajarannya.

Baca juga, Wakil Sekretaris PWPM Jateng Soroti Pentingnya Internalisasi Nilai Ideologi di DAD IMM Pesma KH Mas Mansur UMS

Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekalongan Barat, Amru Chotib, menyatakan bahwa kehadiran Kyai Cepu dalam pengajian ini bertujuan untuk mematahkan stigma bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang kaku dan anti budaya.

“Harapannya, stigma bahwa Muhammadiyah kaku dan eksklusif dapat terhapus. Kami ingin menunjukkan bahwa agama dan budaya saling melengkapi,” terang Amru Chotib.

Amru juga menekankan bahwa di usianya yang ke-112, Muhammadiyah diharapkan semakin terbuka dalam merangkul budaya yang positif, serta mampu membawa kemajuan bagi masyarakat dan bangsa.

Pengajian yang merupakan bagian dari Kajian Tanwir rutin PCM Pekalongan Barat ini juga diisi dengan pengukuhan paguyuban “Bikers Mu.” Komunitas ini merupakan kumpulan penyuka kegiatan berkendara motor dari kalangan kader dan warga Muhammadiyah di Kota Pekalongan.

Paguyuban ini diharapkan menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi sekaligus mendukung kegiatan-kegiatan positif, termasuk dakwah dan rekreasi.

Kontributor : Mukhtarom
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE