Cukup yang Halal Saja: Jalan Hidup Menuju Keberkahan

Oleh : Dwi Taufan Hidayat (Penasehat Takmir Mushala Al-Ikhlas Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, Sekretaris Korps Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah, & Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COM – Dalam kehidupan ini, manusia senantiasa dihadapkan pada dua pilihan dalam mencari rezeki: menempuh jalan yang halal atau tergoda oleh cara-cara yang haram. Namun, sebagai seorang mukmin, kita meyakini bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah ﷻ dan tidak akan berkurang atau bertambah di luar ketentuan-Nya, apa pun cara yang kita tempuh.
Allah ﷻ berfirman:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.”
(QS. Adz-Dzariyat: 22)
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki setiap manusia telah ditetapkan dan tidak akan meleset dari takdir-Nya. Maka, tidak ada alasan untuk mencarinya melalui jalan yang diharamkan.
Banyak orang tergesa-gesa mengejar dunia, mengira bahwa jalan pintas yang haram akan mendatangkan keuntungan lebih. Padahal, dalam pandangan syariat, harta haram tampak banyak secara lahiriah, tetapi hakikatnya tidak mengandung keberkahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الرُّوحَ الْقُدُسَ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَأَجَلَهَا، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ»
“Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) membisikkan ke dalam hatiku bahwa tidak ada satu jiwa pun yang akan mati hingga sempurna rezeki dan ajalnya. Maka bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik.”
(HR. Ibnu Majah No. 2144, dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadis ini menjadi landasan kuat bahwa kita tidak perlu mengambil jalan haram untuk mengejar harta. Yang terpenting adalah bagaimana kita memperolehnya dengan cara yang diridhai Allah.
Mereka yang memperoleh rezeki dari sumber haram seperti riba, korupsi, penipuan, atau pekerjaan yang dilarang syariat, akan menuai kerugian tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»
“Siapa yang dagingnya tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih pantas baginya.”
(HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ No. 4519)
Baca juga, Makna Idulfitri dan Halalbihalal: Menjaga Kesucian Lahir dan Batin
Makanan yang haram akan merusak keberkahan hidup, baik secara spiritual maupun sosial. Ia merusak jiwa, keluarga, bahkan generasi penerus.
Sebaliknya, mereka yang bersabar dan istiqamah mencari rezeki halal akan memperoleh keberkahan dari Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ»
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.” (HR. Ahmad No. 23074, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Allah juga menjanjikan jalan keluar dari setiap kesulitan bagi orang yang bertakwa, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Talaq: 2–3)
Hidup di dunia bersifat sementara, tetapi balasannya di akhirat kekal. Jangan sampai kenikmatan dunia yang sesaat menjerumuskan kita dalam azab yang tak berujung.
Rasulullah ﷺ juga mengajarkan doa yang amat mulia dalam mencari rezeki:
«اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ»
“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal agar aku tidak mengambil yang haram. Cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi No. 3563, dishahihkan oleh Al-Albani)
Penutup
Rezeki yang halal membawa ketenangan jiwa, keberkahan hidup, dan keselamatan akhirat. Mari kita jaga diri dan keluarga agar senantiasa mencukupkan diri dengan rezeki yang halal, serta menjauhi segala bentuk keharaman. Sebab, Allah Maha Mencukupi dan Maha Memberi kepada siapa pun yang bertawakal kepada-Nya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha