Budaya dan Tradisi Sungkem di Bulan Syawal
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – “Orang yang meminta maaf dan memberi Maaf adalah orang yang Mulia.”
“Wahai anak cucu, sebuah kebahagiaan bagi seorang bapak/Ibumu Apabila engkau sudah datang menengok (silaturahim) untuk sungkem dan bukan harta, materi atau apapun. Semata-mata yang menjadi ukuran. Akan tetapi sebuah kehadiran, walaupun tanpa Buah tangan pun itu sudah Membuat orang tuamu sudah bahagia.”
Suara takbir merayap di seluruh penjuru, menandakan berakhirnya bulan Ramadan. Sebuah momen yang jika dilihat dari perspektif syariat adalah paginya pelaksanaan salat Idulfitri. Baik di masjid, lapangan, musala, atau tempat lain, setelah salat Id, momen yang selalu dijalani adalah sungkem, meminta maaf atas kesalahan yang terjadi selama setahun.
Kita mengenal budaya dan tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut hari raya atau peristiwa penting, sesuai dengan kebiasaan dan budaya masing-masing daerah, bangsa, dan negara. Dalam bahasa Jawa, ada ungkapan “Desa Mowo Coro Negara Mowo Toto” yang menggambarkan keberagaman tersebut.
Hikmah di Balik Silaturahim
Silaturahim dalam ajaran Islam sangat dianjurkan karena maknanya adalah menyambung kembali persaudaraan, baik itu hubungan keluarga biologis maupun yang tidak. Ada tiga nilai utama dalam silaturahim menurut hadis Nabi, yaitu menghapus dosa, menambah umur, dan melancarkan rezeki.
Dari momen sungkem dan silaturahim ini, kita bisa belajar harmonisasi antara kesalehan spiritual dan sosial. Memberikan perhatian pada Allah, Nabi Muhammad, orang tua, dan lingkungan sekitar adalah bagian integral dari kesempurnaan hidup.
Setelah melalui bulan Ramadan yang penuh pendidikan spiritual, kita diharapkan menjadi pribadi yang autentik dan profetik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merawat dan menjaga tradisi silaturahim ini, meskipun teknologi memungkinkan kita untuk terhubung secara virtual. Tatap muka langsung dalam silaturahim memiliki kekuatan dan energi tersendiri yang tidak dapat digantikan.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha