
PWMJATENG.COM, Surakarta – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional. Kali ini, Tim MedLink-Smart dari Program Studi Teknik Mesin berhasil meraih Gold Medal dan Special Award dalam ajang bergengsi Japan Design, Idea and Invention Expo (JDIE) 2025 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, pada 5–6 Juli 2025.
Tim tersebut mengusung inovasi MedLink Smart, sebuah alat medis berbasis Internet of Medical Things (IoMT) yang terintegrasi secara real-time dengan sistem Electronic Medical Record (EMR). Perangkat ini dilengkapi teknologi machine learning dan Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung proses diagnosis awal melalui layanan pesan instan.
“Kunci keberhasilan kami ada pada apa yang tidak dilihat orang lain. Sistem kami mampu menyederhanakan proses diagnosis awal melalui integrasi AI dalam pelayanan medis,” ujar Marko Refianto, salah satu anggota tim, saat diwawancarai pada Minggu (13/7).
Marko tidak sendiri. Ia bersama tiga rekannya—Muhammad Adityo Rivalta, Muhammad Akmal Indratma, dan Yoon Eaindray—merupakan mahasiswa Teknik Mesin yang tergabung dalam tim MedLink-Smart. Masing-masing memiliki peran penting dalam proyek tersebut: dari perancangan perangkat keras, pengembangan perangkat lunak, hingga analisis sistem medis.
Uniknya, meski berlatar belakang teknik mesin, keempat mahasiswa ini mampu menembus batas disiplin ilmu. Mereka membuktikan bahwa mahasiswa teknik pun mampu berinovasi di ranah teknologi kesehatan.
Sebelum meraih kemenangan di Jepang, MedLink Smart terlebih dahulu memperoleh Silver Medal dalam ajang UMS International Innovation Day (UIID) 2025. Dalam proses pengembangannya, mereka mendapat bimbingan intensif dari dosen pembimbing, Alfatih Hendrawan.
Baca juga, Ketika Doa Tak Kunjung Dijawab: Ujian atau Tanda Kasih Sayang-Nya?
“Setiap konsultasi harus disertai alur kerja dan analisis perkiraan yang jelas,” kenang Marko tentang arahan dosennya yang penuh ketegasan.
Persiapan menuju JDIE 2025 telah dimulai sejak September 2024. Seluruh tahapan riset, pengembangan, dan simulasi dilakukan secara intensif di kampus UMS. Dukungan pun datang dari berbagai pihak, termasuk PT. Dynatech Internasional sebagai mitra utama, serta civitas akademika UMS yang ikut memberi fasilitas dan semangat.
“Tanpa mereka, MedLink Smart tidak akan bisa berkembang sejauh ini, apalagi sampai diakui di ajang internasional,” tegas Marko.

Ketika pengumuman pemenang disampaikan, tim mengaku tak menyangka dapat menyabet dua penghargaan sekaligus. Apresiasi dunia terhadap karya yang sebelumnya dipandang sebelah mata di tanah air membuat mereka merasa haru dan bangga. Bahkan, kini mereka telah menerima beberapa tawaran kolaborasi untuk pengembangan riset lanjutan.
Keikutsertaan dalam JDIE 2025 juga memberikan pengalaman baru bagi mereka. Marko mengatakan, kedisiplinan masyarakat Jepang yang sangat menghargai waktu menjadi pelajaran penting bagi tim.
“Hal itu menjadi motivasi tersendiri bagi kami untuk membawa semangat profesionalisme dalam pengembangan riset ke depan,” tambahnya.
Lebih jauh, Marko berharap pencapaian ini menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa Teknik Mesin lainnya. Ia menegaskan, mahasiswa teknik harus bisa berprestasi lintas bidang dan tidak hanya terpaku pada konvensi disiplin ilmu.
“Kami ingin mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya Teknik Mesin, terus mendominasi dan membuktikan bahwa kami bisa bersaing di level global,” pungkasnya penuh semangat.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha