Kolom

Bermula dari Ummahat untuk Pemimpin Umat

Bermula dari Ummahat untuk Pemimpin Umat

Oleh: Nurawan Setiadi (Peserta Sekolah Tabligh Angkatan II Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Dalam muqaddimah buku yang berjudul “Ibunda Para Ulama” karangan Dr. Sufyan Bin Fuad Baswedan, MA. di dalamnya  memuat saduran tulisan dari khutbah Syaikh DR. Muhammad Al ‘Arreefy yang berjudul Mas-uuliyyatur Rajuli Usratihi. Berikut ini penggalan isi ceramah dari  Syaikh Dr. Muhammad Al ‘Arreefy yang sangat inspriratif. Dalam sebuah ceramahnya beliau menegaskan bahwa kadangkala ibu lebih berperan dalam mendidik anak daripada bapak. Dalam beberapa hal bapaklah yang memegang kendali, seperti nafkah, wibawa, dan yang lain semisalnya. Namun dalam masalah tarbiyah, terkadang peran ibu lebih kentara karena ia lebih dekat dengan anak-anak.

Syaikh Dr. Muhammad Al ‘Arreefy selanjutnya menyampaikan sebuah kisah tentang salah seorang sahabatnya dengan temannya yang sangat memuji dan membanggakan istrinya karena cara istrinya mendidik anak-anaknya mendahulukan ridha Allah terhadap kepentingan pribadinya, bahkan bagaimana memenangkan Allah di atas bisikan syaitan; tentu biidznillaah setelah dewasa ia akan menjadi anak yang saleh. Ibunya tidak akan mendengar kata-kata kasar darinya. Ia tak mungkin membentak orang tua, namun akan selalu berkata halus kepada mereka. Kalau ibunya bersumpah ia akan buru-buru menunaikan sumpahnya. Kalau ibu sampai menangis di depannya, pastilah hatinya merasa tersayat dan turut menangis bersamanya.

Mengapa demikian? Karena sejak kecil sang ibu selalu menanamkan dalam hatinya bahwa kecintaannya kepada orang tua akan mengundang kecintaan Allah SWT. Dan sebaliknya, kemurkaan orang tua akan mengundang kemurkaan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Karenanya, jika ada ulama salaf yang telah hafal Al Qur-an saat berumur 7 tahun, atau hafal sekian hadis saat berumur 9 tahun, atau saat berumur 14 tahun telah menjadi mufti -seperti Imam Asy Syaafi’i-, atau saat berumur 12 tahun mampu menghadiri 12 kajian ilmiah sehari semalam -seperti Imam An Nawawi-, ketahuilah bahwa itu semua tidak terjadi begitu saja. Itu semua karena dibalik kesuksesan mereka ada ibu-ibu shalihah yang senantiasa mendorongnya.

Istri, Posisimu Nomor Satu

Maha Benar Allah yang telah menciptakan Al Qur’an sebagai Mukjizat, pedoman hidup yang sempurna, tiada cacat dan tiada sia-sia. Salah satu mukjizatnya adalah ayat-ayat yang terdiri dari susunan kata yang sempurna dan penuh makna, yang tepat dan tidak akan menimbulkan keraguan. Maka ada pertanyaan menarik tentang urutan kata dalam Al Qur-an surat Al-Furqan ayat 74, mengapa Allah mendahulukan penyebutan istri-istri terlebih dahulu kemudian keturunan, selanjutnya yang menjadi pemimpin umat?

QS. Al Furqan ayat 74

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

Baca juga, Kiat-Kiat Memanfaatkan AI dalam Penulisan Artikel dengan Tetap Mengedepankan Etika Jurnalistik

Maka dapat diambil hikmah bahwa penyebutan istri-istri pada urutan pertama dalam surat Al Furqan ayat 74  ini memberikan penegasan bahwa peran ibu begitu sangat pentingnya sehingga urutan kedua dan ketiga tidak akan dapat diraih jika urutan yang pertama terabaikan.

Untuk mendapatkan keturunan yang baik maka haruslah memilih pasangan yang baik pula. Rasulullah SAW pun telah mengajarkan tentang pentingnya memilih pasangan yang baik. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa aspek keagamaan menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan, yang selaras dengan doa ayat tersebut diatas.

Ummahat Shalihat Lahirkan Pemimpin Umat

Qurrata A’yun atau yang menyejukan pandangan. Maksudnya adalah keturunan yang saleh dan salehah, akhlaknya baik, ibadahnya benar, aqidahnya bersih, dan yang selalu taat kepada Allah Swt. Keturunan yang seperti inilah yang diharapkan oleh Allah dan RasulNya,  yang kelak menjadi pemimpin umat.

Ibu erat hubungannya dengan baik atau buruknya sebuah generasi. Karena dari rahimnya lah lahir penerus pemimpin umat. Dan di bawah naungannya pulalah para penerus tadi mendapat pendidikan yang pertama. Pakar/Pemikir  Muslim guru  besar  di  King  Abdul ‘Aziz  University,  Arab Saudi, Muhammad Quthb berkata, “Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik selama ia pernah mendapatkan pengasuhan ibu yang baik. Sebaliknya, ibu yang rusak akhlaknya hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya.”

Maka tidak berlebihan jika Rasulullah SAW memuji perempuan shalihah dengan sabda beliau:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim)

Referensi :
  1. Dr. Sufyan Bin Fuad Baswedan, MA. (2020), Buku “Ibunda Para Ulama”
  2. Al Qur-an dan Terjemah. Diakses dari: https://tafsirweb.com/6330-surat-al-furqan-ayat-74.html
  3. Wanita Salehah: Sifat, Keutamaan, dan Hadits yang Membicarakannya. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc (2022) Sumber: https://rumaysho.com/33753-wanita-salehah-sifat-keutamaan-dan-hadits-yang-membicarakannya.html
  4. Jika Ingin Mendapatkan Keturunan yang Shalih. Sheren Chamila Fahmi (2014), Sumber: https://muslimah.or.id/6583-jika-ingin-mendapatkan-keturunan-yang-shalih.html

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE