BERLAPANG DADA
Oleh Drs Mulyono
PERJALANAN hidup manusia dengan berbagai aktivitas yang terus bergulir tanpa henti sering melahirkan persoalan hidup, yang kemudian tidak jarang menjadikan hati manusia sumpek susah sedih dan sejenisnya. Namun bagi seorang mukmin tidak harus terjadi, karena cahaya Al-Qur’ân dan Sunnah Rasulullah adalah penerang jalan menuju kepada kehidupan indah yang senantiasa membuat dadanya lapang dan bercahaya ( insirohu sodri ).
Hidup dengan dada yang lapang adalah suatu nikmat yang sangat besar dan dambaan setiap manusia muslim. besarnya nikmat berhati lapang ini tergambar dalam peringatan Alloh kepada Rosululloh SAW.dalam firman-Nya, (QS.Al Insiroh :1 )
Dan juga Nabi Musa ‘alaissalâm setelah beliau dimuliakan menjadi seorang rasul, maka awal doa beliau kepada AllohSWT. ( QS. Thoha :25 )
Banyak hal dalam tuntunan islam yang menjadi tumpuan berpijak bagi seorang hamba agar senantiasa berhati yang lapang dan bercahaya.
Berikut ini, beberapa pilar pelapang dada seorang hamba, dalam tuntunan islam.
1 . Memurnikan Tauhid Kepada Alloh.
Memurnikan peribadatan kepada Allah SWT. Karena ini merupakan tonggak keselamatan, tujuan dari penciptaan manusia, misi dakwah setiap Nabi dan Rosul dan hakikat dari Islam yang bermakna berserah diri, Maka memurnikan tauhid merupakan pelapang dada. Alloh berfirman
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Alloh Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar :22)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya الله menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. (Al-An’âm :125)
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An’âm :82)
- Berpegang Teguh Kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
Allah SWT menurunkan Al-Qur`ân sebagai penyembuh penyakit hati dan rohmat bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana dalam firman-Nya
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur`ân suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`ân itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Al-Isrô` : 82)
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku,ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (Thôhâ :123-124)
طه مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَىٰ
Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur`ân ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” (Thôhâ : 1-3)
Dan Nabi sallalahu ‘alaihi wasallam menyatakan,
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلِهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيْغُ بَعْدِيْ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ
Sungguh saya telah meninggalkan kalian di atas suatu yang sangat putih, malamnya sama dengan siangnya, tidaklah seorangpun menyimpang darinya setelahku kecuali akan binasa”
Maka jelas bagi siapa yang berpegang teguh terhadap tuntunan Al-Qur`ân dan As-Sunnah akan senantiasa membuat dadanya lapang dan bersinar penuh petunjuk dan kebahagian.
- Bertafaqquh Fiddiin.
Sesungguhnya ilmu itu pelapang dada dan meluaskannya sehingga ia menjadi lebih luas dari dunia. Dan kejahilan akan mewariskan kesempitan, keterbatasan dan keterkurungan. seorang hamba semakin luas ilmunya terhadap qur’an dan sunnah, maka semakin lapang pula dadanya. Itulah ilmu yang terwarisi dari Rosululloh SAW.yaitu ilmu yang bermanfaat dunia dan ahirat. Orang-orang yang berilmu (merekalah) yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling indah akhlaknya dan paling baik kehidupannya.” Karena itu Allah SWT. tidak memerintah Nabi-Nya untuk meminta tambahan nikmat apapun selain dari tambahan ilmu. Alloh berfirman,
وَقٌل رَب زِدنِى عِلمًا
Dan katakanlah, “Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”. (Thôhâ : 114)
Dan dengan ilmu syari’at itulah diraihnya berbagai derajat keutamaan di dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam firman-Nya,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujâdilah :11)
- Mencintai Alloh SWT
Salah satu sifat yang wajib dimiliki oleh seorang yang beriman bahwa kecintaannya kepada Alloh adalah yang terbesar dan melebihi kecintaannya kepada seluruh makhluk. Allah berfirman, ( QS. Al Baqoroh : 165 )
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Alloh (Al-Baqarah :165)
Kecintaannya kepada Alloh SWT. tersebut akan mengantar seorang hamba menuju kehidupan yang sangat indah, kelapangan hati dan ketenangan jiwa, karena rongga hatinya hanya terpenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan ketergantungan kepada-Nya. Rosululloh bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءُ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا للهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Tiga (sifat) yang tidaklah terdapat pada seseorang, pasti ia akan mendapatkan kelezatan iman; hendaknya Alloh dan Rasul-Nya yang paling ia cintai melebihi selain keduanya, dan ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan hanya karena Alloh serta ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.
5 . Bertaubat Kepada Alloh.
Mengakui kekurangan, menyesali kesalahan dan bertaubat kepada Yang Maha Mencipta sebagai pelapang dada. sebab taubat penerang hati dan pelapang dada, Karena itu, sikap senantiasa bertaubat sangat ditekankan dalam tuntunan syari’at Islam yang mulia. Alloh menjamin keberuntungan bagi orang-orang yang senatiasa bertaubat, ( QS. An Nuur : 31)
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (An-Nûr :31)
Dari doa Nabi Ibrahim ‘alaissalâm untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan pada negeri Mekkah yang dirintisnya, diiringi dengan taubat ( QS. Al Baqoroh :128 )
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan berilah taubat untuk kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah :128)
Dan sangatlah indah bahagia kehidupan orang-orang yang bertaubat,karena mereka adalah hamba hamba yang dicintai oleh Alloh. Sebagaimana dalam firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Alloh. mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah :222)
- Berdzikir Kepada Alloh.
Dzikir adalah penyejuk hati dan penenang jiwa.pelapang dada. Alloh SWT berfirman
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Alloh lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d :28)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari dzikir kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munâfiqûn :9)
- Berbuat Baik Terhadap Sesama
Berbuat baik terhadap sesama, merupakan pelapang dada seorang hamba, Karena kebahagiaan itu disaat bisa berbagi. maka Alloh SWT. memerintah dalam firman-Nya, (QS. An Nahl :90 )
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh untuk berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl :90)
Dan Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةِ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةِ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
Sesusngguhnya Allah telah menetapkan untuk berbuat kebajikan terhadap segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh perbaiklah cara membunuhnya, apabila kalian menyembelih perbaiklah cara menyembelihnya dan hendaknya salah seorang dari kalian mempertajam pisaunya dan membuat tenang sembelihannya.”