
PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) kembali menunjukkan langkah strategisnya dalam membangun kolaborasi internasional. Delegasi dari Program Studi Teknologi Pangan UNIMUS melakukan kunjungan resmi ke Instituut voor Landbouw-, Visserij- en Voedingsonderzoek (ILVO) di Belgia untuk menjajaki kerja sama dalam bidang inovasi pangan berkelanjutan.
Kunjungan tersebut menjadi bagian dari upaya UNIMUS untuk memperkuat jaringan global sekaligus meningkatkan kualitas riset, khususnya dalam isu-isu strategis seputar pangan, pertanian, dan perikanan yang berkelanjutan.
Muhammad Yusuf, perwakilan delegasi UNIMUS, disambut langsung oleh pimpinan ILVO, Lieve Herman. Dalam pertemuan tersebut, keduanya mendiskusikan sejumlah peluang kolaborasi strategis. Pembicaraan mencakup pertukaran peneliti, program magang mahasiswa, serta kerja sama riset di bidang teknologi pertanian, perikanan, dan ekosistem pangan yang berkelanjutan.
“ILVO adalah salah satu pusat riset pangan terkemuka di Eropa. Kami melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan bersama, terutama dalam mengadaptasi inovasi pangan yang bisa diterapkan di Indonesia,” ujar Yusuf dalam pernyataannya.
ILVO dikenal sebagai institusi penelitian terdepan yang berfokus pada pembangunan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Riset mereka mencakup teknologi agrikultur berbasis data, pengembangan produk pangan inovatif, serta penerapan prinsip circular economy dalam pengelolaan limbah agrikultur.
Baca juga, Kurban Tanpa Kepameran: Menjaga Niat Ibadah di Tengah Era Flexing Sosial Media
Selain agenda diskusi formal, delegasi UNIMUS juga diajak meninjau langsung berbagai fasilitas canggih milik ILVO. Di antaranya adalah laboratorium riset, lini produksi di area factory, serta fasilitas Food Pilot yang berfungsi sebagai pusat uji coba produk pangan. Tak hanya itu, delegasi juga diperkenalkan pada living lab agritechnology, serta sistem pertanian cerdas berbasis kecerdasan buatan dan big data.
“Melihat langsung bagaimana mereka mengelola inovasi dari hulu ke hilir membuka wawasan baru bagi kami. Teknologi yang dikembangkan di ILVO sangat relevan dengan tantangan pangan di Indonesia,” jelas Yusuf.

Ia menambahkan bahwa kunjungan ini bukan sekadar studi banding, melainkan merupakan awal dari kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan. Menurutnya, kemitraan ini dapat menjadi contoh kolaborasi strategis antara perguruan tinggi Indonesia dengan pusat riset internasional dalam menciptakan solusi global terhadap krisis pangan dan perubahan iklim.
Kerja sama yang dijalin ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi pengembangan kapasitas akademik dan riset UNIMUS, serta memperkuat posisi Indonesia dalam kancah inovasi pangan berkelanjutan dunia.
ILVO sendiri berkomitmen untuk terus membuka peluang kolaborasi internasional, termasuk dengan institusi pendidikan di kawasan Asia Tenggara. Lieve Herman menyambut baik antusiasme UNIMUS dan menyatakan bahwa pihaknya siap menjalin kemitraan strategis yang konkret.
“Kami melihat UNIMUS sebagai mitra yang potensial, terutama karena mereka memiliki komitmen tinggi terhadap isu keberlanjutan dan pengembangan riset,” ujar Lieve dalam keterangannya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha