Adab Berbicara dan Mendengar dalam Islam
Adab Berbicara dan Mendengar dalam Islam
Oleh: Lina Sugiarti, S.Pd.I. (Guru SMA Negeri 1 Polokarto, Sukoharjo)
PWMJATENG.COM – Beberapa waktu lalu, kita mendengar berita tentang pendakwah atau tokoh agama yang tersandung kasus akibat lisan yang tidak terjaga. Ucapan-ucapan yang seharusnya menjadi penyembuh dan pencerah hati malah menjadi alat untuk menyakiti, mencaci, atau memecah belah. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya menjaga lisan dan memahami adab berbicara serta mendengar, sebagaimana telah diajarkan dalam Islam.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menjaga Lisan: Kunci Keberhasilan dalam Berkomunikasi
Menjaga lisan adalah salah satu hak Allah yang berat untuk ditunaikan. Hal ini mengajarkan kita untuk berkata baik atau memilih diam jika tidak mampu berbicara yang bermanfaat. Dalam kehidupan sehari-hari, berbicara adalah aktivitas yang tak terhindarkan. Namun, penting untuk memperhatikan adab-adab berbicara agar ucapan kita tidak menyakiti atau melukai orang lain.
Berbicara yang jelas dan mudah dipahami adalah salah satu cara untuk menjaga lisan. Ketika menyampaikan sesuatu, pastikan pesan kita sampai tanpa menimbulkan salah paham. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu tinggi atau sulit dipahami, karena hal itu justru membuat pembicaraan menjadi tidak efektif. Rasulullah saw. juga mengingatkan bahwa ucapan yang terbaik adalah yang singkat dan bermakna.
Ucapan yang baik tidak hanya bermakna positif, tetapi juga bebas dari kata-kata kotor, mungkar, atau menyakitkan. Dalam QS. An-Nisa: 114, Allah SWT berfirman, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”
Hindari Ucapan yang Tidak Bermanfaat
Pembicaraan yang tidak membawa manfaat, seperti membicarakan aib orang lain, adalah hal yang sangat dilarang. Membicarakan aib orang diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mu’minun: 1-3, “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Perkataan yang baik juga dapat berupa ucapan salam, doa untuk sesama muslim, atau usaha menyambung silaturahmi. Menebarkan kebaikan melalui lisan adalah bentuk ibadah yang sering kali dilupakan.
Adab Mendengar: Seni yang Kian Terlupakan
Menjadi pendengar yang baik adalah tantangan tersendiri di zaman sekarang. Banyak orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan, padahal mendengarkan adalah kunci komunikasi yang efektif. Adab mendengar mencakup diam dan memberikan perhatian penuh kepada pembicara.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf: 204, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”
Selain itu, tidak memotong pembicaraan juga merupakan bentuk penghormatan kepada lawan bicara. Tunggu sampai pembicara selesai, lalu sampaikan pendapat kita dengan sopan. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain adalah bagian dari menjaga akhlak mulia.
Menghindari Sikap Sombong dan Takabur
Salah satu adab penting dalam berbicara dan mendengar adalah menjauhkan diri dari sikap sombong. Sikap ini sering muncul ketika seseorang merasa lebih pandai atau lebih tahu daripada lawan bicara. Padahal, kesombongan adalah pakaian Allah, dan manusia tidak pantas memilikinya. Rasulullah saw. mengingatkan kita untuk bersikap rendah hati dan menghormati setiap orang, terlepas dari latar belakang atau tingkat pemahaman mereka.
Menjaga Lisan dan Mendengar: Refleksi untuk Kehidupan
Menjaga lisan dan mendengar dengan baik bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari membangun masyarakat yang damai dan harmonis. Ucapan yang baik mampu memperbaiki hubungan, memperkuat persaudaraan, dan menciptakan suasana yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, ucapan yang buruk dapat merusak segalanya.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang dapat menjaga apa yang ada di antara dua bibirnya (lisan) dan di antara dua pahanya (kemaluan), maka aku menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pentingnya menjaga lisan dan adab mendengar bukan hanya soal etika, tetapi juga tentang meneladani akhlak Rasulullah saw. yang mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita mulai dengan berbicara dan mendengar dengan hati yang tulus, demi meraih ridha Allah SWT.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha