BeritaTokoh

Abdul Mu’ti Ajak Umat Islam Maknai Ramadhan sebagai Bulan Kemakmuran

PWMJATENG.COM, Semarang – Ribuan jamaah memadati Universitas Muhammadiyah Semarang dalam Pengajian Hari Bermuhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang. Acara tersebut menghadirkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, sebagai penceramah utama.

Dalam tausiyahnya, Abdul Mu’ti membawakan tema “Menyongsong Ramadhan dan Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua.” Ia menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga momentum untuk membangun kesadaran sosial dan menghadirkan kesejahteraan bagi umat.

“Ada lebih dari sepuluh nilai utama yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan istimewa. Ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, kepedulian sosial, dan introspeksi diri,” ujar Abdul Mu’ti yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW menegaskan keistimewaan Ramadhan dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah keberkahan yang melimpah bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah dan berbagi dengan sesama.

Menurut Abdul Mu’ti, esensi dari ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengasah empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Baca juga, Pers dan Tantangan Teknologi di Era AI

“Puasa mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kondisi sosial. Kemakmuran yang dihasilkan dari Ramadhan harus berdampak bagi semua, bukan hanya individu tertentu,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi selama Ramadhan. Ia menegaskan bahwa semangat berbagi yang tumbuh di bulan suci seharusnya tidak bersifat musiman, melainkan berkelanjutan.

“Zakat, infak, dan sedekah adalah instrumen nyata untuk membangun kesejahteraan umat. Jika ini dikelola dengan baik, Ramadhan bisa menjadi pendorong perubahan sosial yang lebih luas,” katanya.

Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, setiap ibadah di dalam Islam sejatinya merangkum empat aspek yang saling terkait satu sama lain.

Empat hal itu adalah, 1) Tarikhu Tasyri’ atau sejarah bagaimana ibadah itu disyariatkan, 2) Maqashid Syari’ah atau tujuan ibadah itu diwahyukan, 3) Kaifiyatu Tasyri’ atau tata cara pelaksanaannya, dan 4) Hikmatu Tasyri’ atau makna di balik pensyariatan ibadah itu.

Adapun dengan ibadah puasa Ramadan, menurutnya ibadah puasa setidaknya memiliki tiga tujuan utama. Antara lain 1) membersihkan jiwa manusia atau tazkiyatun nafs, 2) menciptakan kesejahteraan lahir-batin dunia-akhirat, dan 3) menciptakan keadilan sosial dan hukum.

“Kalau kita kaitkan tujuan syariat dengan ibadah puasa, kita juga dapat penjelasan di dalam Alquran bagaimana Allah mengutus rasul-Nya untuk umat manusia dengan tiga misi. Pertama tilawah, kedua tazkiah, dan ketiga ta’lim,” ujarnya mengutip Surat Al-Jumu’ah ayat ke-2 dan Surat Al-Baqarah ayat ke-151.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE