Kolom

Empat Aspek dalam Iqra Profetik

Empat Aspek dalam Iqra Profetik (Belajar dari Buku Gerakan Islam Berkemajuan Karya Prof Haedar Nashir Halaman) (VI)

Oleh : Arif Jamali Muis, M.Pd. (Sekretaris PWM DIY, Wakil Ketua BP Lazismu PP Muhammadiyah, & Staff Khusus Menteri Pendidikan, Dasar, dan Menengah RI)

PWMJATENG.COM – Tulisan sebelumnya sedikit memaparkan tentang paradigma Iqra – Profetik, kesimpulan saya setelah membaca buku karya Prof. Haedar Nashir Gerakan Islam Berkemajuan (2024) halaman 105 – 110, ada 4 aspek dalam iqra – profetik, di antaranya:

Berilmu

Kata “ilmu” dalam Al – Qur’an disebut sebanyak 105 kali, lebih dari itu dalam berbagai bentuk ungkapan ada 774 kali. Hal ini menggambarkan Al-Qur’an sangat mementingkan ilmu. belum lagi jika kita melihat istilah dalam Al – Qur’an tentang istilah tafakur, tadabur, ta’aqul, tanadhar, yang menganjurkan manusia berfikir, menggunakan akal pikiran, meneliti dan mengkaji dalam berbagai makna dan aspek yang luas sebagaimana perintah Iqra.

Ulil Albab

Manusia adalah satu-satunya mahluk Allah yang diberi “qalbu” dan “akal pikiran” sebagai kekuatan yang menyatu dengan fitrah manusia sebagai mahluk. Ulil Albab sebagai keniscayaan kaum beriman untuk memiliki dan mengembangkan kemampuan tafakur (berpikir tentang penciptaan Allah) dan tadazkur (mengingat Allah sarat dengan penghayatan), seperti tercantum dalam Surat Ali-Imran 191.

Baca juga, BREAKING! Muhammadiyah Terjunkan Tim SAR Medis untuk Tembus Wilayah Terisolir Longsor Petungkriyono

Melakukan Perubahan

Allah dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan (taghyir) dalam kehidupannya. Suatu umat atau bangsa tidak akan berubahn nasibnya jika mereka tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri. Kaum beriman memang harus bertawakal, bermunajat, dan senantiasa mendekat kepada Allah SWT tetapi hal yang berkaitan dengan kewajiban usaha atau ikhtiar diserahkan kepada manusia untuk melakukannya. Spirit perubahan untuk kemajuan harus menjadi etos kaum beriman dan umat manusia secara umum (Ar-Radu’ 11)

Mempersiapkan masa depan

Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan kaum beriman untuk mempersiapkan masa depan dengan seksama sebagai satu paket dengan ketakwaan sebagaimana tercantum dalam surat Al -Hasyr ayat 18. Suatu waktu kaum bani Mudhar dari suku yang tertinggal tiba di Madinah dalam keadaan kurang baik kondisinya. Nabi kemudian memerintahkan para sahabat menyantuni kelompok yang lemah tersebut. Intinya agar kaum muslimin harus memperhatikan masa depan di dunia sekaligus kehidupan di Akherat dengan sebaik – baiknya dalam satu mata rantai yang utuh dengan fondasi ketakwaan. Karena konteks kondisi Bani Mudhar itulah kemudian turun surat Al-Hasyr ayat ke-18 tersebut.

Bermacam perintah dan penjelasan Allah dalam Al-Qur’an yang meniscayakan umat manusia dan khususnya kaum beriman untuk menjalani kehidupan yang membawa kemajuan menuju kebahagiaan hidup yang selamat di dunia dan akherat. Suatu kehidupan yang berkemajuan berdasarkan nilai-nilai Ilahiah yang mencerahkan kehidupan manusia, lingkungan dan alam semesta. Al-Qur’an sangatlah kaya tentang ajaran kemajuan, selain dimensi kehidupan lainnya untuk membangun peradaban kehidupan yang bahagia secara hakiki di dunia dan akhirat.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE