PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebanyak 41 insinyur baru lahir dari Program Profesi Insinyur (PPI) Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) setelah mengikuti pengambilan sumpah profesi di Auditorium Mohammad Djazman UMS, Sabtu (1/2). Acara ini menegaskan komitmen UMS dalam mencetak insinyur berkualitas yang siap berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Kaprodi PPI UMS, Agung Setyo Darmawan, menyebutkan bahwa hingga saat ini, sebanyak 184 insinyur telah lulus dari program ini. “Pada angkatan VIII ini, 36 dari 41 lulusan berhasil meraih predikat cumlaude,” ungkapnya.
Rektor UMS, Sofyan Anif, menekankan bahwa gelar insinyur adalah modal penting bagi lulusan dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional. “Sebagaimana tersurat dalam hymne Persatuan Insinyur Indonesia (PII), insinyur memiliki peran besar dalam membangun negara,” katanya.
UMS sendiri telah memiliki 12 fakultas berkualitas, dengan Fakultas Teknik sebagai salah satu andalan. Menurut Sofyan Anif, fakultas ini tidak hanya unggul dalam jumlah mahasiswa, tetapi juga dalam kualitas akademik. “Fakultas Teknik memiliki enam program studi S1, semuanya telah meraih akreditasi internasional, bahkan melampaui target strategis tahun 2025,” paparnya.
Baca juga, Halaqah Tarjih Muhammadiyah: Sinkronisasi Produk Tarjih untuk Kepentingan Umat
Ia berharap, lulusan Fakultas Teknik UMS dapat segera bekerja atau berkontribusi di bidangnya masing-masing untuk membangun bangsa. “Kami ingin lulusan kami dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Ketua PII Wilayah Jawa Tengah, Herry Ludiro Wahyono, turut memberikan ucapan selamat kepada para insinyur baru. “Ini adalah momen penting dalam perjalanan panjang dari sarjana teknik menjadi insinyur profesional dengan tambahan gelar ‘Ir’,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa gelar insinyur profesional diperoleh melalui perguruan tinggi yang membina sarjana teknik agar lebih berkualitas. “Kini, Anda semua layak menyandang gelar insinyur profesional dan siap berkiprah di berbagai bidang teknik serta industri di Indonesia,” tuturnya.
Herry Ludiro menambahkan bahwa pelantikan ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol dari komitmen dan tanggung jawab besar. “Seorang insinyur tidak hanya dituntut memiliki keahlian teknis, tetapi juga etika, integritas, profesionalisme, serta kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Insinyur bertugas menciptakan solusi atas tantangan pembangunan yang ada,” tandasnya.
Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha