BeritaTokoh

Pengajian Akbar PCM Purwareja Klampok: Tafsir Dorong Kemandirian Ekonomi Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, Banjarnegara – Suasana penuh semangat menyelimuti halaman Gedung Da’wah Muhammadiyah Purwareja Klampok pada 19 Januari 2025. Ratusan warga Muhammadiyah berbondong-bondong menghadiri pengajian akbar dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-112. Acara ini menghadirkan Kiai Tafsir, Ketua PWM Jawa Tengah, yang memberikan ceramah inspiratif bertema kemandirian ekonomi.

Sejak pagi, alunan rancak Drum Band dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) – mulai dari Bustanul Athfal (BA), Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM), hingga SMP Muhammadiyah – memeriahkan suasana. Tabuhan ritmis yang berpadu dengan melodi harmonis memberikan kesan meriah, menggambarkan rasa syukur dan kebahagiaan warga Muhammadiyah.

Tidak hanya itu, acara diawali dengan berbagai pertunjukan seni yang melibatkan siswa AUM. Penampilan hafalan ayat suci, pembacaan puisi, khitobah, hadrah, hingga tari tradisional menunjukkan apresiasi Muhammadiyah terhadap bakat seni di lingkungan pendidikan mereka. “Kami ingin memberikan ruang bagi generasi muda untuk menunjukkan potensinya,” ujar salah satu panitia acara.

Pengajian akbar ini turut dihadiri tokoh-tokoh penting, seperti Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara, anggota DPR dari Fraksi PAN, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Purwareja Klampok, serta Forkopimcam setempat. Kehadiran mereka menjadi simbol persatuan dalam keberagaman.

Dalam ceramahnya, Kiai Tafsir membuka dengan pertanyaan retoris yang menggugah pemikiran jamaah. “Siapa pemilik bisnis jamu?” tanyanya. “Katanya Jawa ini pusat jamu, tapi pemilik bisnis besar di sektor ini siapa?” Pertanyaan serupa ia lontarkan mengenai bisnis kebaya yang menjadi ikon budaya Jawa. “Katanya Jawa pusat kebaya, tetapi siapa pemilik kebaya paling dicari artis dan pejabat? Jawabannya adalah Ane Avantie, dengan harga kebaya mulai dari Rp20 juta.”

Baca juga, Download Tanfidz Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jawa Tengah Tahun 2024

Melalui pertanyaan tersebut, Kiai Tafsir mengajak jamaah untuk merenungkan realitas ekonomi masyarakat. Ia menekankan bahwa meskipun Indonesia kaya budaya dan sumber daya, banyak potensi ekonomi yang belum digarap maksimal oleh umat Islam, termasuk Muhammadiyah.

Kiai Tafsir juga menyoroti tantangan besar di era modern: kesulitan mencari pekerjaan. Ia mengingatkan bahwa peran Muhammadiyah tidak hanya sebatas pada pendidikan, kesehatan, dan dakwah, tetapi juga harus menjadi solusi bagi kesengsaraan umum, termasuk masalah pengangguran.

“Andai Muhammadiyah memiliki pabrik, tentunya ini bisa menyerap banyak tenaga kerja,” ujarnya. Sebagai contoh konkret, ia menyebut langkah PWM Jawa Tengah yang telah mendirikan PT SinarMu. “Kini, perusahaan tersebut sudah mempekerjakan 70 karyawan,” tambahnya.

Kiai Tafsir juga menggarisbawahi pentingnya meneladani semangat Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan kemandirian ekonominya. Menurutnya, Muhammadiyah perlu mengembangkan usaha yang dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. “Semakin banyak pengangguran, semakin tinggi pula angka kriminalitas. Maka dari itu, kita harus mengambil peran strategis dalam menciptakan peluang kerja,” tegasnya.

Di akhir ceramahnya, Kiai Tafsir menyampaikan pesan mendalam bahwa Muhammadiyah harus hadir sebagai solusi atas persoalan ekonomi umat. “Kemandirian ekonomi bukan hanya cita-cita, tetapi kebutuhan yang mendesak. Dengan semangat gotong royong, kita bisa mewujudkannya,” tuturnya.

Kontributor : Dhimas
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE