PWMJATENG.COM, Bali – Ketua Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa, menyampaikan pesan penting dalam dialog bersama kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se-Indonesia di Bali pada Jumat (17/1/25). Dalam forum tersebut, Anggota DPR RI dari Komisi IX ini menyoroti pentingnya sinergitas untuk memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menyediakan produk kesehatan dan pangan berkelanjutan.
“Penyediaan produk kesehatan dan pangan berkelanjutan sangat penting karena ini terkait program nasional yang dicanangkan oleh Bapak Presiden. Program seperti makan bergizi gratis hingga penyediaan dapur umum membutuhkan sinergitas, terutama dalam penyediaan dan pengawasannya,” jelas Neng Eem dalam sambutannya.
Menurutnya, kebijakan kesehatan yang mendukung keberlanjutan UMKM di sektor pangan sangat dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan yang signifikan. “Kesehatan adalah kebutuhan utama. Oleh karena itu, kita perlu atensi khusus dan kolaborasi sinergis, termasuk pelibatan mahasiswa dan aktivis. Hal ini penting untuk menghadapi berbagai permasalahan kebangsaan di masa depan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Neng Eem juga mengapresiasi peran aktif IMM dalam mendukung program-program strategis. Ia menilai, IMM memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam penguatan sektor UMKM, khususnya di bidang pangan dan kesehatan.
“Kehadiran saya di sini untuk mendukung kegiatan nasional IMM. Saya melihat IMM sangat progresif dan dapat berperan aktif sebagai mitra strategis dalam mendukung penguatan UMKM,” ungkapnya.
Neng Eem menekankan bahwa sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa akan menjadi kunci utama dalam menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Ia mengajak para kader IMM untuk terus bergerak aktif dalam berbagai program yang relevan dengan kebutuhan bangsa.
Baca juga, Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Mewujudkan Indonesia Berkeadilan
UMKM dinilai sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam konteks ini, Neng Eem menyoroti perlunya kebijakan yang mendukung keberlanjutan UMKM di sektor pangan dan kesehatan. Hal ini tidak hanya menyangkut ketersediaan produk, tetapi juga kualitas dan pengawasan yang lebih baik.
Ia menambahkan, kolaborasi dengan mahasiswa dan aktivis dapat memberikan perspektif baru serta mendorong inovasi di sektor ini. “Mahasiswa adalah generasi yang memiliki banyak ide kreatif. Kolaborasi dengan mereka bisa menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan UMKM,” ujarnya.
Selain itu, Neng Eem mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap kebijakan yang telah diterapkan. Menurutnya, tanpa pengawasan yang baik, berbagai program yang telah dicanangkan sulit untuk berjalan optimal.
Dalam dialog tersebut, Neng Eem menekankan bahwa IMM memiliki peran penting dalam mendorong penguatan UMKM. Ia berharap IMM tidak hanya menjadi pelaku di lapangan, tetapi juga berkontribusi dalam memberikan masukan strategis kepada pemerintah.
“IMM adalah salah satu organisasi yang memiliki peran besar dalam sejarah bangsa ini. Saya percaya, IMM bisa menjadi mitra strategis yang membantu pemerintah dalam menjalankan berbagai program nasional, terutama di sektor kesehatan dan pangan,” paparnya.
Pesan ini mendapatkan sambutan positif dari para kader IMM yang hadir. Salah satu peserta dialog, Arif Hidayat, mengungkapkan bahwa sinergitas seperti yang disampaikan Neng Eem menjadi tantangan sekaligus peluang bagi IMM untuk terus berkontribusi.
“Pemaparan Bu Neng sangat relevan dengan kebutuhan bangsa saat ini. Sebagai kader IMM, kami siap menjadi bagian dari solusi dalam penguatan UMKM, khususnya di sektor pangan dan kesehatan,” ujar Arif.
Melalui dialog ini, Neng Eem mengajak seluruh pihak, termasuk mahasiswa, aktivis, dan pemerintah, untuk memperkuat kolaborasi demi menciptakan Indonesia yang lebih baik. Penguatan UMKM tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
“Kita harus bersama-sama menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan begitu, kita bisa memastikan keberlanjutan bangsa di masa depan,” tutup Neng Eem.
Kontributor : Nia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
