PWMJATENG.COM, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengajak ‘Aisyiyah, salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, untuk aktif dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan swasembada. Dalam Sidang Tanwir I ‘Aisyiyah yang digelar Kamis (16/1) di Hotel Tavia Jakarta, ia menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menciptakan kemandirian pangan nasional.
“Program prioritas Presiden Prabowo Subianto mencakup swasembada pangan, pemberian makanan bergizi untuk anak sekolah, serta pemberian makanan bagi masyarakat miskin. Ini adalah hak dasar yang harus diwujudkan,” ujar Zulhas. Ia menambahkan bahwa kementeriannya berkomitmen memberikan dukungan terbaik untuk program tersebut.
Namun, Zulhas tidak menampik bahwa tugas ini penuh tantangan. Ia mengungkapkan bahwa dulu 65% tenaga kerja Indonesia bergerak di sektor pertanian. Kini, situasinya berubah drastis. “Sebagian besar petani dulu memiliki sawah dan kebun. Hari ini, 80% dari mereka berubah menjadi buruh tani karena tidak memiliki lahan sendiri,” jelasnya.
Dalam seminar tersebut, Zulhas mengajak para anggota ‘Aisyiyah untuk lebih peduli terhadap isu pangan. Menurutnya, sebagian besar petani masih masuk dalam kelompok masyarakat miskin yang bergantung pada bantuan. “Kondisi ini menjauhkan kita dari cita-cita Indonesia merdeka,” katanya.
Zulhas juga menyampaikan keprihatinannya terkait dominasi impor pangan. “Bahan makanan seperti tahu dan tempe yang berbahan dasar kedelai dikuasai oleh satu pihak. Di mana letak kedaulatan kita jika kebutuhan makan saja bergantung pada satu orang?” tegasnya. Ia menambahkan bahwa ketergantungan ini mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan lainnya.
Baca juga, Indonesia Emas, Ekologi Islam, dan Transformasi Budaya
Sebagai solusi, Zulhas menegaskan bahwa pemerintah sedang mengoptimalkan berbagai program untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu langkah konkret adalah penyederhanaan jalur distribusi pupuk. “Dulu, distribusi pupuk sangat berbelit dan menyulitkan petani. Sekarang, jalur tersebut telah dipangkas agar lebih mudah diakses,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Zulhas menegaskan bahwa pada tahun ini pemerintah telah melarang impor beberapa komoditas pangan strategis, seperti beras, jagung, gula, dan garam. Ia berharap langkah ini dapat mendukung upaya swasembada pangan. “Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang mandiri secara pangan,” katanya optimistis.
Dalam rangka mendukung program makan bergizi gratis, Zulhas menilai pentingnya meningkatkan kemampuan produksi pangan lokal, termasuk beras, sayuran, dan protein hewani. Ia mengajak ‘Aisyiyah untuk berperan aktif dalam upaya ini. “Keterlibatan ‘Aisyiyah akan sangat berarti untuk memastikan cita-cita swasembada pangan dapat terwujud,” ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat seperti ‘Aisyiyah, Zulhas berharap Indonesia dapat segera mencapai kemandirian pangan yang selama ini diidamkan. “Mewujudkan kedaulatan pangan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa,” tutupnya.
Kontributor : Farah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha