PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pelatihan menulis opini hukum di media massa pada Selasa (14/1) melalui Zoom Meeting. Pelatihan daring ini bertujuan untuk mendorong akademisi dan mahasiswa agar lebih aktif menulis opini di media massa, sebagai bentuk kontribusi intelektual terhadap isu-isu hukum yang berkembang.
Absori, selaku Kepala Program Studi PDIH UMS, membuka acara dengan mengungkapkan pentingnya menulis opini di media massa. Menurutnya, untuk menghasilkan tulisan opini yang berkualitas, seseorang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan menulis yang memadai. “Menulis di media massa membutuhkan pengetahuan tentang isu yang sedang berkembang serta keterampilan untuk menyampaikan ide-ide dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat,” ujarnya.
Absori menjelaskan, dalam menulis opini, seorang penulis harus dapat mengamati isu-isu yang aktual dengan cermat. “Kemampuan untuk mengamati isu dapat dilakukan dengan pemetaan terhadap berita yang sedang berkembang. Pengamatan ini akan lebih tajam jika dilengkapi dengan penelitian mendalam,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Absori juga memberikan tips mengenai gaya penulisan opini yang harus mudah dipahami. “Bahasa yang digunakan harus sederhana, dan uraian pemaparannya harus mengalir dengan jelas,” tegasnya.
Baca juga, Pidato Iftitah Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada Tanwir I ‘Aisyiyah Tahun 2025
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tulisan opini harus memenuhi beberapa substansi, antara lain: aktual, original, mendeskripsikan data dan ide baru, serta bersifat argumentatif dan solutif.
Ia juga menegaskan pentingnya etika dalam menulis opini, yaitu menghindari plagiarisme. “Jangan menulis apa yang sudah ditulis orang lain. Usahakan untuk menemukan sudut pandang yang berbeda dan jangan lupa mencantumkan sumber kutipan,” pesannya.
Sementara itu, Budi Santoso, Kepala Humas dan Humed UMS, memberikan tips dan trik menulis opini yang dapat diterima oleh media massa. Ia menekankan pentingnya mengirimkan tulisan ke media sesuai dengan gaya penulisan masing-masing. “Tulisan opini yang baik memiliki dasar yang kuat dan subjektivitas yang jelas. Jika ada tanggapan dari penulis lain, jawab dengan argumen yang tetap berada dalam koridor yang sama,” ujarnya.
Budi juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengirimkan tulisan mereka agar bisa dimuat di media massa. “Media lokal menjadi tempat yang baik untuk memulai menulis. Setelah terbiasa, baru coba kirim ke media nasional,” tambahnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha