BeritaNasionalPWA JatengTokoh

Salmah Orbayinah: Dakwah ‘Aisyiyah Harus Menjawab Tantangan Zaman

PWMJATENG.COM, Jakarta – Jakarta kembali menjadi saksi perjalanan penting organisasi perempuan Islam terbesar di Indonesia. Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menggelar Tanwir I Tahun 2025, Rabu hingga Jumat (15-17 Januari), dengan tema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan.” Acara ini menghadirkan berbagai tokoh penting, mulai dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah, hingga sejumlah pejabat negara seperti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Abdul Mu’ti serta Wakil Menteri PPMI RI Dzulfikar Ahmad Tawalla.

Dalam pidato pembukaannya, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menegaskan komitmen ‘Aisyiyah untuk terus menjadi motor perubahan. “Sejak berdiri hingga kini, ‘Aisyiyah berkomitmen menebar manfaat bagi masyarakat, umat, bangsa, dan negara di seluruh aspek kehidupan. Kini kami memperkuat dan memperluas dakwah di semua tingkatan dan lapisan, menjadikan ‘Aisyiyah semakin unggul dan berkemajuan,” ujar Salmah. Ia juga menyoroti pentingnya kekuatan organisasi dalam memecahkan berbagai permasalahan, termasuk mewujudkan keadilan bagi semua.

Upaya mewujudkan keadilan bukanlah perkara mudah. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, Indonesia adalah negara hukum yang menjamin keadilan bagi semua warga. Namun, data menunjukkan masih banyak tantangan. Indeks Akses terhadap Keadilan 2021 mencatat bahwa masalah kriminalitas (54,4%), keluarga dan anak (31,6%), serta jaminan sosial (27,5%) menjadi persoalan utama yang dihadapi masyarakat. Masalah-masalah ini mencerminkan pentingnya upaya untuk menjamin keadilan di berbagai sektor.

Ketimpangan gender dalam pendidikan juga menjadi perhatian. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2022 menunjukkan rata-rata lama sekolah perempuan usia 15 tahun ke atas hanya 8,87 tahun, lebih rendah dibandingkan laki-laki (9,28 tahun). Tantangan seperti pernikahan dini dan stereotip gender turut menghambat perempuan meraih pendidikan setara. Selain itu, kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih tinggi. Di perdesaan, 12,39% penduduk tidak menamatkan pendidikan dasar, jauh lebih tinggi dibandingkan 6,62% di perkotaan.

Baca juga, Pidato Iftitah Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada Tanwir I ‘Aisyiyah Tahun 2025

Ketidakadilan juga tercermin dalam tingginya angka kekerasan berbasis gender. Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 melaporkan bahwa satu dari empat perempuan Indonesia usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual. Meski prevalensi kekerasan menurun dibandingkan 2016, tantangan besar masih ada. Kekerasan berbasis gender online (KBGO) juga menjadi isu serius, terutama bagi perempuan muda usia 15-24 tahun.

Dalam sektor kesehatan, kesenjangan gender terlihat jelas. Perempuan sering menghadapi akses terbatas terhadap layanan kesehatan berkualitas, terutama di daerah terpencil. Hal ini memengaruhi kesehatan reproduksi dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Menjawab tantangan tersebut, ‘Aisyiyah terus memperkuat dakwahnya yang berorientasi pada keadilan. Komitmen ini sudah tertuang dalam hasil keputusan Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta. “Pilar keadilan adalah keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, keadilan harus ditegakkan mulai dari penguatan nilai-nilai dalam keluarga hingga skala nasional,” ujar Salmah Orbayinah.

Isu strategis yang diangkat dalam Tanwir ini juga sejalan dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Goal 16 yang mempromosikan masyarakat damai dan inklusif. Dalam konteks ini, ‘Aisyiyah mengedepankan pendekatan holistik, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga penguatan ekonomi perempuan.

Sebagai organisasi perempuan Muslim, ‘Aisyiyah memahami pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa. Dalam forum Tanwir, peserta juga diajak untuk berdiskusi dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang menghambat terwujudnya keadilan. “Dakwah harus mampu menjawab tantangan zaman. Kami yakin, melalui sinergi dan kerja bersama, Indonesia yang berkeadilan dapat terwujud,” tegas Salmah.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE