Kebun yang Terbakar
Kebun yang Terbakar
Oleh : Drs. Nashihudin, M.Si. (Majlis Tabligh PDM Jakarta Timur)
PWMJATENG.COM – Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah lelah dan mengantuk dalam menjaga dan memelihara langit dan bumi.
Segala kezaliman dan kesewenang-wenangan terhadap rakyat Gaza dan Lebanon tidak akan dibiarkan para teroris dan zionis hidup tenang dan nyaman.
Pasukan Allah SWT cukup banyak berupa air bah, hujan, petir dan angin tornado serta api yang siap membakar dan menghancurkan musuh musuhNya.
Allah SWT berfirman:
اَفَاَ مِنَ الَّذِيْنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّخْسِفَ اللّٰهُ بِهِمُ الْاَ رْضَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَا بُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ
“Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya Bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari,”
اَوْ يَأْخُذَهُمْ فِيْ تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِيْنَ
“Atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu),”
اَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلٰى تَخَوُّفٍ ۗ فَاِ نَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 45- 47)
Kejadian kebakaran aneh yang terjadi di Hollywood California Amerika Serikat sungguh di luar nalar manusia. Pusat kota industri terbesar dan hiburan rata dengan tanah, nyaris tak berpenghuni. Sehingga Kerugian Amerika Serikat mencapai 825 Triliun.
Negara yang superpower dianggap kuat dan hebat di dunia bisa luluh lantak di serang api dan angin tornado tanpa ampun, ia sebagai Jundullah yang siap dikirim untuk membasmi virus kufur dan sombong.
Segala kezaliman dan kesewenang-wenangan terhadap rakyat Gaza, Libanon dan Yaman yang sudah berjalan satu tahun dibalas langsung Allah SWT.
Mentadabburi ayat ayat berikut ini untuk mendapatkan ibroh pelajaran yang sangat berharga.
1. Negeri Saba hancur lebur karena sombong
فَاَ عْرَضُوْا فَاَ رْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَا تَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon Sidr.”
ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِمَا كَفَرُوْا ۗ وَهَلْ نُـجٰزِيْۤ اِلَّا الْـكَفُوْرَ
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.”
(QS. Saba’ 34: Ayat 16-17)
2. Kisah inspiratif kaum yang hancur akibat angkuh dan sombong
كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ وَعَا دٌ بِۢا لْقَا رِعَةِ
“Kaum Samud, dan ‘Ad telah mendustakan hari Kiamat.”
فَاَ مَّا ثَمُوْدُ فَاُ هْلِكُوْا بِا لطَّا غِيَةِ
“Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras,”
وَاَ مَّا عَا دٌ فَاُ هْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَا تِيَةٍ
“Sedangkan kaum `Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin,”
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَا لٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّا مٍ ۙ حُسُوْمًا ۙ فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰى ۙ كَاَ نَّهُمْ اَعْجَا زُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
“Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum `Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).”
فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَا قِيَةٍ
“Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?”
(QS. Al-Haqqah 69: Ayat 2- 8)
3. Perlindungan pada selain itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat lemah
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِ ۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًا ۗ وَ اِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِ ۘ لَوْ كَا نُوْا يَعْلَمُوْنَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 41)
4. Jeritan hati orang orang lemah didengar Allah Subhanahu Wa Ta’ala
وَقَا لَ الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا بَلْ مَكْرُ الَّيْلِ وَ النَّهَا رِ اِذْ تَأْمُرُوْنَـنَاۤ اَنْ نَّـكْفُرَ بِا للّٰهِ وَنَجْعَلَ لَهٗۤ اَنْدَا دًا ۗ وَاَ سَرُّوا النَّدَا مَةَ لَمَّا رَاَ وُا الْعَذَا بَ ۗ وَجَعَلْنَا الْاَ غْلٰلَ فِيْۤ اَعْنَا قِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗ هَلْ يُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, “(Tidak!) Sebenarnya tipu daya(mu) pada waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami agar kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab. Dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
وَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍ اِلَّا قَا لَ مُتْـرَفُوْهَاۤ ۙ اِنَّا بِمَاۤ اُرْسِلْـتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ
“Dan setiap Kami mengutus seorang pemberi peringatan kepada suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) berkata, “Kami benar-benar mengingkari apa yang kamu sampaikan sebagai utusan.” (QS. Saba’ 34: Ayat 33-34)
5. Doa nabi Nuh AS untuk orang orang yang kufur agar mereka dilenyapkan
وَ قَا لَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَ رْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّا رًا
“Dan Nuh berdia, “Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.”
Baca juga, Strategi Pemberdayaan Jamaah: Ranting Itu Penting, Cabang Berkembang
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَا دَكَ وَلَا يَلِدُوْۤا اِلَّا فَا جِرًا كَفَّا رًا
“Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.” (QS. Nuh 71: Ayat 26- 27)
6.Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang kebun yang terbakar
Al-Baqarah, ayat 266
{أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ (266) }
Apakah ada salah seorang di antara kalian yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu, sedangkan dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah (ia). Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian supaya kalian memikirkannya.
Imam Bukhari meriwayatkan sehubungan dengan tafsir ayat ini, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam (yakni Ibnu Yusuf), dari Ibnu Juraij, bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Abu Mulaikah menceritakan asar berikut dari Ibnu Abbas, dan ia pernah mendengar pula dari saudaranya (yaitu Abu Bakar ibnu Abu Mulaikah) menceritakan asar berikut dari Ubaid ibnu Umair yang menceritakan bahwa pada suatu hari Khalifah Umar ibnul Khattab pernah bertanya kepada sahabat-sahabat Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengenai orang yang dimaksud di dalam ayat berikut, yaitu firman-Nya: Apakah ada salah seorang di antara kalian yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur. (Al-Baqarah: 266) Mereka menjawab bahwa Allah lebih mengetahui tentang maksudnya. Maka Khalifah Umar marah dan mengatakan, “Katakanlah oleh kalian, ‘Kami mengetahui atau kami tidak mengetahui’.” Maka Ibnu Abbas berkata, “Hai Amirul Mukminin, aku mengetahui sedikit mengenainya.” Maka Umar r.a. berkata, “Katakanlah hai anak saudaraku, janganlah kamu merasa rendah diri.” Ibnu Abbas berkata, “Makna ayat ini mengandung perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan suatu amal perbuatan.” Khalifah Umar bertanya, “Amal apakah yang kamu maksudkan?” Ibnu Abbas menjawab bahwa hal itu ditujukan kepada seorang lelaki yang kaya, lalu ia beramal untuk ketaatan kepada Allah. Kemudian Allah mengirimkan setan kepadanya, akhirnya ia melakukan perbuatan-perbuatan maksiat hingga menghabiskan semua pahala amal kebaikannya.
Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya dari Al-Hasan ibnu Muhammad Az-Za’farani, dari Hajjaj ibnu Muhammad Al-A’war, dari Ibnu Juraij. Asar ini termasuk salah satu di antara hadis yang hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri. Makna hadis ini sudah cukup sebagai tafsir dari ayat ini, yang kesimpulannya menjelaskan perumpamaan suatu amal yang baik pada permulaannya, kemudian sesudah itu keadaannya berbalik, orang yang bersangkutan mengubah sepak terjangnya hingga amal baik diganti dengan amal buruk. Semoga Allah melindungi kita dari hal seperti ini. Amalnya yang terakhir menghapuskan semua upaya amal saleh yang telah mendahuluinya, lalu ia memerlukan kembali sesuatu dari amal saleh yang pertama dalam keadaan yang sempit, akhirnya ia tidak dapat menghasilkannya, padahal ia sangat memerlukan amal salehnya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
فَأَصابَها إِعْصارٌ فِيهِ نارٌ فَاحْتَرَقَتْ
Kemudian datanglah masa tua pada orang itu, sedangkan dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah kebunnya itu. (Al-Baqarah: 266)
Yang dimaksud dengan lafaz i’sar ialah angin yang kuat lagi keras. Angin tersebut mengandung panasnya api hingga terbakarlah semua buah berikut pepohonannya. Maka dapat digambarkan bagaimanakah keadaannya.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Allah membuat suatu perumpamaan dengan cara yang baik, dan memang semua perumpamaan-Nya adalah baik.
Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ لَهُ فِيها مِنْ كُلِّ الثَّمَراتِ
Apakah ada salah seorang di antara kalian yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan. (Al-Baqarah: 266).
Baca juga, Menegakkan Keadilan
Ibnu Abbas mengatakan bahwa hal tersebut dibuatkan oleh Allah untuknya di saat ia masih berusia muda.
وَأَصابَهُ الْكِبَرُ
Kemudian datanglah masa tua pada orang itu. (Al-Baqarah: 266)
sedangkan anak-anak dan keturunannya masih lemah di saat ia berada di penghujung usianya. Lalu datanglah angin topan yang mengandung api hingga terbakarlah semua kebunnya, sedangkan dia tidak lagi memlliki kemampuan dan kekuatan untuk menggarap kembali lahan kebunnya itu; sementara itu di kalangan keturunannya tiada seorang pun yang dapat diandalkan. Maka demikianlah keadaan orang kafir di hari kiamat kelak; jika ia dikembalikan kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala)., maka ia tidak mempunyai suatu kebaikan pun yang dapat diandalkannya.
Sebagaimana ia pun tidak memiliki kekuatan yang dengan kekuatan itu ia dapat menggarap kebunnya kembali seperti keadaan semula. Dia tidak menemukan suatu kebaikan pun pada kebunnya itu yang bermanfaat bagi dirinya, seperti halnya keadaan anak-anaknya yang tidak dapat diharapkan lagi di saat dia sangat memerlukan pertolongan mereka. Sedangkan keadaan kebunnya tidak dapat diharapkan lagi di saat usianya telah tua dan keadaan keturunannya masih lemah, belum dapat berbuat banyak yang berarti.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya, bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) acapkali bersabda dalam doanya:
«اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْسَعَ رِزْقِكَ عَلَيَّ عِنْدَ كِبَرِ سِنِّي وَانْقِضَاءِ عُمُرِي»
Ya Allah, jadikanlah rezekiku yang paling lapang di saat usiaku telah tua dan ketika aku berada di penghujung usiaku.
Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآياتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian supaya kalian memikirkannya. (Al-Baqarah: 266)
Yakni agar kalian mengambil pelajaran dan memahami perum-pamaan-perumpamaan serta makna-makna yang tersirat di dalamnya dan kalian memahaminya dengan benar sesuai dengan makna yang dimaksud. Perihalnya sama dengan yang diungkapkan oleh ayat lain-nya, yaitu firman-Nya:
وَتِلْكَ الْأَمْثالُ نَضْرِبُها لِلنَّاسِ وَما يَعْقِلُها إِلَّا الْعالِمُونَ
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-Ankabut 43)
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha