Menguatkan Persatuan: Kunci Utama Keharmonisan Umat
Menguatkan Persatuan: Kunci Utama Keharmonisan Umat
Oleh: Masyhuda Darussalam (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah Angkatan 3 di UNIMMA Magelang)
PWMJATENG.COM – Ajaran Islam mendorong umatnya untuk senantiasa menjaga persatuan dan menjauhi perselisihan. Islam mengajarkan pentingnya silaturahmi, berprasangka baik (husnuzan), saling memberi hadiah, bertamu, gotong royong, dan bekerja sama. Semua itu bertujuan untuk mempererat persatuan di antara sesama manusia. Namun, mempersatukan banyak individu yang berbeda latar belakang adalah tantangan besar. Oleh karena itu, diperlukan ketulusan, kesungguhan, dan kesabaran untuk mewujudkan persatuan.
Allah SWT menegaskan dalam Alquran, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46). Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap bersabar dan tidak mudah terpecah belah.
Tiga Pilar Persatuan
Menguatkan persatuan dapat dibagi menjadi tiga aspek utama:
- Persatuan Organisasi
Muhammadiyah telah mencontohkan pentingnya menjaga soliditas internal organisasi. Sejak awal, persyarikatan ini menekankan nilai persamaan hak dan kebebasan berpikir. Hal ini bertujuan menciptakan ruang bagi lahirnya ide-ide konstruktif yang mampu memperkuat keutuhan umat. - Persaudaraan dan Pergaulan Luas
Ukhuwah Islamiyah, sebagai bentuk persaudaraan sesama Muslim, mendukung terciptanya kerukunan dalam umat. Selain itu, konsep Ukhuwah Insaniyah, yaitu persaudaraan antar manusia tanpa memandang agama, suku, atau ras, menggarisbawahi nilai kasih sayang yang universal. - Kemerdekaan Berpendapat
Islam menekankan pentingnya menghormati hak setiap individu untuk mengemukakan pendapat tanpa gangguan. Muhammadiyah mempromosikan toleransi dengan mengajarkan penghargaan terhadap pandangan yang berbeda tanpa mencampuradukkan ajaran agama. Toleransi sejati adalah menghargai perbedaan, bukan menyamakan keyakinan.
Husnuzan: Dasar Persatuan
Berpikir positif terhadap sesama (husnuzan) adalah kunci produktivitas dan kreativitas. Dalam internal organisasi maupun masyarakat luas, kebiasaan berpikir positif akan menghasilkan manfaat besar. Rasulullah SAW bersabda, “Salah satu dari kalian tidak dianggap beriman hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” Hadis ini mengajarkan kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Rasulullah tidak membatasi ajaran ini hanya pada sesama Muslim, tetapi berlaku untuk seluruh manusia. Bahkan, terhadap orang yang berbeda keyakinan, Islam mengajarkan sikap kasih sayang. Sikap ini menciptakan harmoni dalam masyarakat yang majemuk.
Maaf dan Lapang Dada
Dalam QS. An-Nur: 22, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk memaafkan kesalahan orang lain dan menyambung tali persaudaraan. Ayat ini mengingatkan, “Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Baca juga, Inovasi dan Digitalisasi Pengelolaan Zakat
Ketika kebaikan kita tidak dibalas dengan sikap yang sama, itu tidak menjadi tanggung jawab kita. Tugas kita adalah terus berbuat baik, sementara balasan atas perilaku orang lain adalah urusan mereka dengan Allah.
Menjaga Hak dan Melawan Kezaliman
Islam melarang keras perampasan hak orang lain, baik melalui intimidasi, suap, maupun cara-cara batil lainnya. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188). Prinsip ini harus dipegang teguh untuk menjaga keadilan dan kepercayaan dalam masyarakat.
Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Persatuan
Sebagai organisasi besar, Muhammadiyah selalu menempatkan persatuan sebagai prioritas. Para pemimpin dan anggota organisasi diharapkan menjalankan perannya dengan baik sesuai posisinya. Sebagai contoh, seorang pimpinan harus bertindak bijaksana dan seorang anggota harus mendukung program organisasi.
Persatuan juga dapat diperkuat dengan membangun persaudaraan antar sesama umat manusia. Dalam hal ini, Muhammadiyah terus mendorong terwujudnya nilai-nilai ukhuwah Islamiyah dan insaniyah.
Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan
Toleransi adalah menghormati perbedaan tanpa mencampuradukkan keyakinan atau prinsip masing-masing. Muhammadiyah mengajarkan untuk selalu mencari kebenaran dengan cara yang santun tanpa menyalahkan pihak lain. Dengan sikap ini, persatuan akan tercapai secara utuh.
Semoga melalui langkah-langkah ini, kita dapat memperkuat persatuan umat manusia dan menciptakan kehidupan yang harmonis serta damai.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha