PWMJATENG.COM, Temanggung – Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung (AKMT) sukses menyelenggarakan pelatihan fundraising bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Temanggung pada Rabu (25/09/2024). Kegiatan ini diadakan di Gedung Kampus AKMT dengan peserta puluhan mahasiswa penerima beasiswa Kader Muhammadiyah.
Pelatihan tersebut bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan membangun jaringan, meningkatkan keterlibatan masyarakat, serta mengembangkan inisiatif kreatif guna mendukung berbagai program kampus. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya menerima beasiswa, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Wakil Direktur I AKMT, Yuni Indrawati, dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Yuni Indrawati berbagi pengalaman pribadinya sebagai penerima beasiswa saat menempuh pendidikan S2. “Saya bisa menyelesaikan S2 karena beasiswa, dan itu adalah suatu hal yang sangat membanggakan,” ungkapnya. Ia mengajak mahasiswa untuk bermimpi besar dan tidak takut mengejar beasiswa.
Selain itu, ia menjelaskan konsep “take and give” sebagai mahasiswa penerima beasiswa. “Bukan hanya menerima, tetapi juga harus memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” tambahnya. Yuni berharap pengalamannya dapat memotivasi mahasiswa untuk aktif berkontribusi di berbagai kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat.
Pelatihan ini menghadirkan Nur Rohmah Yuliani dari LAZISMU Temanggung sebagai pemateri utama. Ia menekankan pentingnya keterampilan, sikap positif, dan kemampuan berinteraksi dengan muzaki bagi seorang fundraiser. “Fundraiser harus memahami cara berkomunikasi dengan baik agar dapat membangun kepercayaan,” jelas Nur Rohmah.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Para peserta diberikan pembekalan tentang teknik pengelolaan kampanye di media sosial, cara berkomunikasi dengan donatur, hingga pentingnya transparansi dalam penggunaan dana. Tidak hanya teori, mahasiswa juga diajak mempraktikkan etika bertamu kepada para donatur. Latihan ini dirancang agar mereka lebih percaya diri dalam menjalankan tugas fundraising.
Pelatihan fundraising ini diharapkan menjadi titik awal bagi mahasiswa AKMT untuk berkontribusi lebih besar dalam pengembangan kampus dan masyarakat. “Pelatihan ini tidak cukup jika hanya dilakukan sekali. Kami berencana mengadakannya secara berkelanjutan,” kata Yuni Indrawati.
AKMT juga merencanakan tindak lanjut berupa tugas atau praktik langsung setelah pelatihan. Hal ini bertujuan memastikan mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Langkah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa memanfaatkan ilmu yang diperoleh secara efektif dan berkelanjutan.
Melalui pelatihan ini, AKMT menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan pelatihan berkelanjutan dan penerapan praktik langsung, mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat luas.
“Kami ingin mahasiswa AKMT menjadi motor penggerak perubahan, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat,” pungkas Yuni. Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi juga penerapan di lapangan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha