Nobar dan Diskusi Film: Langkah PIP PD IPM Kudus Edukasi Pelajar tentang Kekerasan Seksual
PWMJATENG.COM, Kudus – Dalam rangka pra-pembukaan Kelas Literasi dan Rubik Pelajar Kudus, Bidang PIP PD IPM Kudus menyelenggarakan kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi film bertema “Kenali dan Waspada Jenis-Jenis Kekerasan Seksual”. Acara ini digelar pada Senin (25/12/2024) di ruang pertemuan PDM Kudus, dengan dihadiri oleh anggota PR dan PC IPM se-Kabupaten Kudus.
Film Like & Share menjadi pilihan utama dalam acara ini. Film tersebut dipilih karena menggambarkan isu kekerasan seksual yang sering dialami remaja. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada pelajar tentang berbagai bentuk kekerasan seksual melalui media audio-visual, meningkatkan kewaspadaan, serta membangun kepekaan terhadap lingkungan sosial mereka.
Muhammad Ilka Adhim Al Fatih, pemantik diskusi dalam acara tersebut, menyampaikan harapannya agar para peserta memahami dan memiliki keberanian untuk melaporkan tindakan kekerasan seksual. “Melalui kegiatan nobar dan diskusi ini, semoga peserta dapat mengenali bentuk-bentuk kekerasan seksual di kalangan remaja. Harapannya, pelajar lebih waspada dan mampu menjaga diri dari ancaman tersebut,” ujar Ilka saat sesi diskusi.
Antusiasme peserta terlihat dari tanggapan mereka selama acara berlangsung. Jidan, salah satu peserta, mengungkapkan perasaannya setelah menonton film tersebut.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
“Film ini memberikan banyak pelajaran. Data tentang kekerasan seksual di Indonesia sangat memprihatinkan, terutama karena mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Kesimpulannya, kita harus menjaga diri dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,” katanya.
Selain diskusi, acara ini juga mengarahkan pelajar untuk lebih peka terhadap isu kekerasan seksual. Mereka diajak memahami pentingnya mendukung korban dan melaporkan kejadian kepada pihak berwenang. Dengan langkah ini, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih aman bagi generasi muda.
Menurut data yang dipaparkan dalam diskusi, kasus kekerasan seksual di Indonesia menunjukkan tren yang memprihatinkan. Kebanyakan korban adalah remaja dan anak-anak, yang sering kali tidak menyadari bahaya di sekitar mereka. Oleh karena itu, edukasi seperti ini menjadi sangat penting.
Dalam penutup acara, Ilka menegaskan bahwa langkah kecil seperti diskusi dan nobar dapat menjadi awal yang signifikan untuk menciptakan perubahan besar. “Jika setiap pelajar mampu mengenali tanda-tanda kekerasan seksual dan berani melapor, maka kita sedang membangun generasi yang lebih peduli dan tanggap terhadap isu sosial,” tambahnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya PD IPM Kudus untuk menciptakan pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki sensitivitas sosial. Dengan menanamkan kesadaran sejak dini, mereka berharap pelajar dapat menjadi agen perubahan di masyarakat.
Kontributor : Al Fatih
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha