PWMJATENG.COM, Wonosobo – Kehadiran Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW telah membawa perubahan besar dalam tatanan sosial manusia. Salah satu tujuan utama dari ajaran Islam adalah mengangkat derajat manusia tanpa memandang latar belakang, status sosial, maupun warna kulit. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, persamaan derajat ini tercermin dalam ajaran Islam yang menempatkan ketakwaan sebagai satu-satunya pembeda antara manusia.
“Islam itu mengangkat persamaan, mengangkat kesetaraan manusia satu dengan yang lain karena sesungguhnya kemuliaan seseorang di hadapan Allah itu terletak kepada ketakwaannya,” kata Dahlan Rais dalam sebuah acara di Wonosobo pada 15 Desember 2024.
Menurut Dahlan, pemahaman tentang persamaan derajat manusia ini telah diajarkan dalam Islam sejak 15 abad yang lalu. Sementara itu, pemikiran tentang persamaan manusia baru muncul dalam konteks modern sekitar tahun 1800-an, bahkan deklarasi hak asasi manusia (HAM) baru dirumuskan pada tahun 1948. Dahlan menegaskan, jauh sebelum itu, Islam sudah mengajarkan prinsip kesetaraan, yang bahkan melampaui banyak pemikiran zaman modern tentang hak dan persamaan manusia.
“Sebelum deklarasi hak asasi manusia, setiap manusia itu dilahirkan dengan persamaan di depan hukum dan lain sebagainya itu datang ratusan tahun setelah Islam memproklamirkan persamaan dan kesejahteraan manusia satu dengan yang lainnya, tanpa memandang warna kulit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dahlan Rais menjelaskan bahwa pada masa sebelum Islam, praktik perbudakan sangat merajalela. Dalam banyak masyarakat, budak dianggap tidak lebih dari barang yang bisa diperjualbelikan, tanpa hak dan martabat sebagai manusia. “Budak itu dianggap sebagai subhuman, setengah manusia, karena hak-haknya diambil oleh tuannya,” ujarnya. Budak tidak diberikan hak-hak dasar sebagai manusia dan diperlakukan layaknya barang dagangan.
Baca juga, Kajian Tafsir Al-Qur’an: Pesan untuk Tidak Mudah Menghakimi Sesama Muslim
Namun, Islam hadir untuk mengangkat martabat mereka. Ajaran Islam menegaskan bahwa setiap manusia, tanpa memandang status sosial atau latar belakang, memiliki hak yang sama di hadapan Allah SWT. Islam tidak hanya mengangkat persamaan hak antara sesama manusia, tetapi juga menekankan pentingnya kesetaraan gender. Bagi Islam, perempuan tidak berada di bawah laki-laki, tetapi setara dalam segala hal.
“Islam mengangkat kesetaraan gender, perempuan tidak nomor dua, tapi setara dengan laki-laki. Kedudukan wanita dalam Islam sangat mulia, mereka dihormati dan dihargai sebagai bagian penting dalam kehidupan sosial dan keluarga,” kata Dahlan lebih lanjut.
Pandangan ini jelas menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama yang mengutamakan kesetaraan antara sesama manusia, tetapi juga memperjuangkan kesetaraan gender yang belum sepenuhnya dipahami pada masa itu. Dahlan Rais mengingatkan bahwa banyak nilai-nilai Islam yang mengedepankan kesejahteraan umat manusia, yang terbukti jauh lebih maju dibandingkan dengan sistem pemikiran yang ada di dunia Barat pada waktu itu.
“Ketika seluruh dunia masih berada dalam kegelapan, Islam sudah mengajarkan tentang kesetaraan, keadilan, dan persaudaraan di antara umat manusia,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Menurut Dahlan, ajaran ini bukan hanya relevan pada masa lalu, tetapi juga sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Dengan memahami dan mengamalkan prinsip kesetaraan ini, umat Islam dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia yang lebih adil dan sejahtera.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha