PWMJATENG.COM, Surakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia (RI) bersama Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar diskusi terkait implementasi dan kolaborasi Program Gizi Nasional dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah & ‘Aisyiyah (PTMA). Diskusi ini diselenggarakan di Auditorium Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sebagai upaya memperkokoh ketahanan pangan di Indonesia.
Rektor UMS, Sofyan Anif, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan pentingnya pencarian terobosan agar seluruh program Gizi Nasional dapat berjalan efektif. “Presiden Prabowo Subianto sering menekankan pentingnya ketahanan pangan, makanan bergizi gratis, dan entrepreneurship. PTMA memiliki semangat juang yang sejalan dengan nilai prioritas Muhammadiyah, yakni persoalan gizi,” ujarnya saat memberikan sambutan pada Rabu (11/12).
Sofyan menambahkan, hampir seluruh PTMA memiliki program studi Ilmu Gizi. UMS sendiri memiliki prodi Ilmu Gizi yang sudah terakreditasi Unggul. “Semoga ini membawa berkah karena Muhammadiyah hadir untuk kemakmuran bersama. Kami mengusung tema ‘kemakmuran untuk semua’ dalam rangka membangun baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” pungkasnya.
Kepala BGN RI, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis dimulai melalui uji coba di Sukabumi, Jawa Barat. Makanan dikirim tiga kali sehari, dengan waktu pemberian yang terjadwal. “Program ini sangat penting, mengingat demografi Indonesia terbagi dalam lima kelas ekonomi, dengan kelas miskin yang semakin berkembang. Ini adalah ‘disaster demography’ yang harus segera diatasi,” jelas Dadan.
Baca juga, Sebulan Lepas Musyda, Menanti Gebrakan IMM Jateng
Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan gizi yang cukup bagi anak-anak Indonesia, yang menurut data di Sukabumi, 60% di antaranya tidak pernah minum susu. “Anak-anak ini bukan hanya intoleran laktosa, tapi tidak mampu membeli susu,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, Kepala BGN merespons kolaborasi yang dapat terjalin antara Muhammadiyah dan BGN. Kerja sama ini dapat berperan sebagai bagian dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, dan pengurangan angka kemiskinan ekstrim.
Acara tersebut ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Majelis Diktilitbang Muhammadiyah dan UMS dengan Badan Gizi Nasional. MoU ini mencakup dukungan PTMA dalam menyukseskan program makan bergizi gratis, yang meliputi supervisi gizi, pendampingan keamanan pangan, penyusunan menu, dan monitoring dampak program.
Dadan Hindayana menyampaikan ucapan selamat atas bergabungnya Muhammadiyah dalam program makan bergizi gratis. “Muhammadiyah sangat penting dalam program ini karena tersebar di seluruh Indonesia, dan saya yakin akan menjadi mitra yang efektif dan efisien. Mereka memiliki sumber daya manusia dan lainnya yang mendukung,” ujar Dadan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha