PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) menggelar kajian Tarjih khusus dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 2024. Acara ini berlangsung pada Selasa, 17 September 2024, secara daring melalui Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube.
Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMS, Syamsul Hidayat, menjadi pembicara utama dalam kajian tersebut. Dalam penjelasannya, Syamsul mengangkat tema “Peringatan Maulid Nabi dan Hari-Hari Besar Islam” dan memberikan penjelasan mendalam mengenai topik tersebut.
Syamsul memaparkan bahwa fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid membedakan hari besar Islam menjadi dua kategori: hari besar yang bersifat ibadah dan hari besar yang dipandang berdasarkan historisnya. “Hari besar yang bersifat ibadah, seperti Hari Raya Eid, dituntun langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan salah satu hari besar Islam yang bersifat historis adalah hari lahir Nabi Muhammad SAW, atau yang dikenal sebagai Maulid Nabi,” jelas Syamsul.
Baca juga, Sofyan Anif: Enam Indikator Spiritual Leadership untuk Memajukan Organisasi
Menurut Syamsul, peringatan Maulid Nabi tidak dituntun oleh Nabi Muhammad SAW secara langsung dan tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Namun, peringatan ini merupakan bagian dari budaya atau ibadah umum yang diperbolehkan selama tidak ada kegiatan ritual yang bertentangan dengan ajaran agama. “Selama peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan kegiatan yang menguatkan ilmu, iman, dan taqwa seperti pengajian, maka hal ini diperbolehkan dan menjadi amalan yang dicintai agama,” tutur Syamsul.
Syamsul juga menjelaskan tata cara memperingati Maulid Nabi dengan baik, yaitu dengan menyelenggarakan pengajian atau kegiatan yang menggali sejarah kehidupan Nabi Muhammad. “Kita harus mempelajari bagaimana Nabi Muhammad membimbing umatnya, kehidupan pribadi Nabi dalam berumah tangga, bertetangga, dan bermasyarakat. Semua ini penting karena dalam pribadi Nabi Muhammad terdapat teladan yang baik,” ungkap Syamsul.
Lebih lanjut, Syamsul menekankan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang diutus oleh Allah SWT dengan sifat dan sikap santun serta perhatian yang mendalam terhadap umatnya. “Nabi Muhammad adalah teladan yang patut diikuti oleh umat manusia,” tambahnya.
Kontributor : Dewi
Editor : M Taufiq Ulinuha