Kemendikbudristek Pacu Transformasi Pendidikan Lewat Platform Digital
PWMJATENG.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia melalui pemanfaatan platform digital. Beberapa platform yang telah diluncurkan antara lain Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah), dan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS). Keempat platform ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem pendidikan, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, mempermudah pengelolaan pendidikan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran sekolah.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menekankan pentingnya teknologi dalam mendukung pendidik dan tenaga kependidikan. “Sekolah itu layaknya organisasi. Budaya pembelajaran hanya tercipta kalau SDM-nya baik. Untuk mendukung pengembangan SDM, kita membuat berbagai platform teknologi yang meningkatkan kapasitas dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,” katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Platform Merdeka Mengajar (PMM) membantu guru mengikuti pelatihan dan program peningkatan keterampilan secara mandiri. “Mereka bisa meningkatkan keterampilan secara mandiri. Ada puluhan ribu modul yang bisa diambil. Guru juga bisa membangun komunitas belajar dengan guru-guru lain,” ujar Nadiem.
Rapor Pendidikan, yang diperkenalkan dalam Merdeka Belajar Episode ke-19, menyajikan laporan hasil Asesmen Nasional secara komprehensif. Platform ini berfungsi sebagai alat refleksi dan identifikasi masalah, memungkinkan satuan pendidikan untuk merancang strategi pembenahan berbasis data. Menurut Nadiem, platform ini dirancang untuk memfasilitasi perbaikan pendidikan yang lebih terukur dan berbasis data.
Kepala SD Negeri 14 Sijuk, Kabupaten Belitung, Eri Anggerianto, merasa terbantu dengan Rapor Pendidikan. “Data dan kondisi capaian sekolah di Rapor Pendidikan membantu kami menentukan indikator prioritas mana yang akan ditingkatkan kualitasnya,” ujarnya.
Baca juga, Memasuki Era Industrialisasi Koperasi, Menyongsong 100 Tahun Indonesia Emas
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta, Dedeh Kurniasih, menyampaikan bahwa Rapor Pendidikan membuat evaluasi pendidikan lebih terarah. “Di sana sudah tertera akar masalah dan rekomendasi pembenahan, misalnya peningkatan kompetensi guru,” ungkapnya.
SIPLah mempermudah proses pengadaan barang dan jasa di sekolah-sekolah. Hingga kini, terdapat 18 mitra pasar daring dengan total 5,7 juta produk/jasa yang ditawarkan. Data per Juni 2024 mencatat, ada 273.647 sekolah yang telah menggunakan platform tersebut. SIPLah dilengkapi dengan fitur pelaporan yang memudahkan sekolah dalam memantau dan melaporkan pengeluaran, serta memastikan penggunaan dana sesuai anggaran.
ARKAS memudahkan tenaga kependidikan dalam perencanaan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Versi ke-4 ARKAS menyajikan fitur yang lebih praktis dan aman, serta integrasi lebih baik dengan SIPLah. Data per Juni 2024 menunjukkan, sebanyak 392.709 sekolah aktif menggunakan aplikasi tersebut.
Riset kepuasan pemangku kepentingan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 80,99 persen pengguna merasa puas dengan aplikasi ARKAS dan SIPLah. Kepala SMAN 2 Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Safari, menyatakan, “ARKAS dan SIPLah memudahkan perencanaan, penatausahaan, dan pelaporan. Pengintegrasian ARKAS dengan SIPLah sangat membantu kami.”
Transformasi digital ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia, menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel.
Editor : M Taufiq Ulinuha
