Muhammadiyah Tegaskan Pentingnya Dakwah dengan Kebijaksanaan dan Keteladanan
PWMJATENG.COM, Jakarta – Dalam pembukaan Konsolidasi Nasional ke-2 Majelis Tabligh yang diikuti oleh Majelis Tabligh PWM se-Indonesia, Ketua PP Muhammadiyah, Kiai Sa’ad Ibrahim, menyampaikan pentingnya memahami ayat-ayat Al-Quran dalam konteks dakwah. Acara yang diselenggarakan pada Selasa (23/7/24) ini bertujuan untuk memperkuat strategi dakwah di seluruh Indonesia.
Kiai Sa’ad Ibrahim mengingatkan bahwa banyak ayat Al-Quran yang membahas mengenai dakwah. Salah satunya adalah surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Menurut tafsir At-Tabari, bilhikmah diartikan sebagai wahyu, baik dalam Al-Quran maupun hadis-hadis Nabi. “Dalam konteks dakwah, kita diperintahkan untuk menjelaskan wahyu Allah,” ujarnya.
Dalam tafsir At-Tabari, bilhikmah dimaknai sebagai wahyu Allah yang terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah Al-Maqbulah. Bagi Muhammadiyah, menjelaskan tentang Islam berarti menjelaskan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis.
Baca juga, Ustaz Adi Hidayat Serukan Konsolidasi Strategi Dakwah Muhammadiyah: Ini Alasannya!
“Dakwah dengan kebijaksanaan adalah menjelaskan ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi,” jelas Kiai Sa’ad. Selain bilhikmah, ada pula wal Mauidzatil Hasanah, yang berarti teladan-teladan yang indah. Kiai Sa’ad menjelaskan bahwa dalam tafsir At-Tabari, teladan yang indah adalah perilaku yang baik dari kaum muslimin.
Menurut Kiai Sa’ad, banyak orang yang memeluk Islam karena melihat keteladanan kaum muslimin. Misalnya, kebersihan yang dijaga kaum muslimin setiap hari, salat, dan perilaku baik lainnya. “Dalam dunia saintifik, sujud juga mendapatkan dukungan ilmiah yang membuat orang tertarik pada Islam,” ujarnya. Selain itu, diskusi dan perdebatan yang baik juga menjadi bagian penting dalam dakwah.
Kiai Sa’ad juga menyoroti pentingnya memiliki ahli dalam agama-agama lain, termasuk kristologi. Hal ini untuk memperkuat dakwah melalui pemahaman yang mendalam tentang kitab suci agama lain. “Kita perlu ahli-ahli yang menguasai agama-agama lain untuk bermujadalah,” katanya. Allah seringkali memberikan petunjuk kepada mereka yang familiar dengan kitab suci non-muslim, dan ini bisa menjadi jalan untuk mengajak mereka kepada Islam.
Editor : M Taufiq Ulinuha