Aku Lemah TanpaMu
Oleh : Arip Hidayat*
PWMJATENG.COM – Apabila tuan dan puan berdo’a pada Allah swt. Kira-kira porsi hajat terbesarnya apa yang anda minta?. Saya yakin, pasti anda berdo’a ; Tuhan, berilah jalan, agar hutangku lunas. Atau, ya rab, aku ingin jadi orang kaya. Mungkin juga do’anya, ya Allah, berilah aku jodoh yang cantik, kaya pula. Dan redaksi do’a-do’a dengan tujuan duniawi lainnya. Namun santai saja, anda tak perlu tersinggung dengan tuduhan saya ini. Biasa saja. Toh saya juga sama dengan anda, he. Tidak ada yang salah dengan berdo’a minta kekayaan, uang, jodoh, naik jabatan, dapat bonus. Yang salah apabila porsi do’a untuk urusan duniawi kita lebih mendominasi dari pada untuk perkara ibadah dan akhirat.
Agar orientasi do’a-do’a kita pada-Nya sedikit terarah. Minimal posri do’a kita tentang ibadah dan akhirat mendominasi, maka ada baiknya mari kita kaji bersama ayat : iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. ( kepada-Mu lah kami menyembah, dan kepada-Mu lah kami mohon pertolongan ).
Menurut Imam As-suyuthi ( w. 1505 M ), tafsir ayat ini adalah. Pertama, iyyāka na’budu. Ya Allah, kami mengkhususkan setiap ibadah kami hanya untukmu. Ibadah pertama yang kami lakukan adalah mentauhidkan-Mu. Jadi ibadah yang utama dan pangkal dari segala macam ibadah bukanlah shalat. Tapi ber-tauhid. Meng-esa-kan Allah swt. Setelah itu baru kewajiban lainnya seperti shalat, zakat, puasa, haji, berikut varian model ibadah hablum-minallah lainnya. dan juga ibadah hablum-minannas; silaturahim, berbuat baik dengan tetangga dengan segala macam variannya. Semua macam ibadah tadi kita tunaikan khusus untuk Allah. Hanya berharap ridha-Nya.
Selanjutnya yang kedua, tafsir ayat wa iyyāka nasta’īn. Dan kami memohon kepada-Mu, agar Engkau menolong kami dalam perkara ibadah. Kalau tafsir ayat iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. Ini kita gabung, akan kita dapati maknanya kira-kira seperti ini ; Ya Allah ibadah kami hanya untuk-Mu, maka tolonglah kami agar menjadi ahli ibadah. Ya rab shalat kami hanya untuk-Mu. Maka tolonglah kami agar menjadi ahli shalat. Tuhan, puasa kami, haji kami, silaturahim kami, sedekah kami, kami lalukan hanya berharap ridha-Mu. Maka tolonglah kami wahai sang pemilik kebaikan, agar kami kuat melaksanakan semua itu.
Baca juga, Jadwal Musyda Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se Jawa Tengah Periode Muktamar ke-48
Maka janganlah sombong dengan ibadah kita. Tak ada yang patut kita takabur-kan dari ibadah yang perbuat. Karena apabila kita istiqamah shalat, itu pertolongan-Nya. Kita kuat berpuasa, juga pertolongan-Nya. Kita mampu bersedekah juga karena pertolongan-Nya. Segala kebaikan yang kita buat adalah karena Dia menolong kita. Bukan karena an sich diri kita sendiri.
Mari kita merendahkan diri di hadapan-Nya. Memohon pada-Nya dengan tidak putus asa. Senantiasa berharap pada-Nya. Mengemis pada-Nya. Sebuah harapan yang kita munajat-kan dalam do’a-do’a kita. “Tuhan, kami mengemis pertolongan-Mu. Sudi kiranya Engkau wahai sang sumber kebaikan, menolong kami, agar kami menjadi ahli tauhid bukan musyrik, agar kami menjadi ahli shalat, ahli taubat, dan menjadi orang-orang baik”. Kita lemah, tanpa-Nya. Tuhan, Aku lemah, tanpa-Mu. Tuhan…
*Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Adiwerna, Tegal.