SMK Mutu Latih 19 Siswa SMK Muhammadiyah 1 Tarub
PWMJATENG.COM, TEGAL – SMK Muhammadiyah 1 Kota Tegal (SMK Mutu) yang merupakan Sekolah Pusat Keunggulan melatih 19 siswa SMK Muhammadiyah 1 Tarub (SMK Murub) dalam Diklat Teknik Pengelasan yang dibuka Waka Humas dan Kurikulum SMK Mutu Neneng Fitria Sari ST mewakili Kepala SMK Mutu Drs Riswanto MM di Aula SMK Mutu, Senin (27/9).
Sebagai Sekolah Pusat Keunggulan, SMK Mutu memberikan kesempatan kepada sekolah lain untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan di SMK Mutu. Selain mendapatkan pendidikan dan pelatihan, SMK Mutu juga menerima uji sertifikasi siswa melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang didirikan sekolah beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan ini.
“Baik sekolah swasta atau negeri, kami memberikan peluang untuk mengajukan diklat atau uji sertifikasi siswa di SMK Mutu. Ini juga sebagai upaya pengimbasan Kurikulum Sekolah Pusat Keunggulan,” kata Neneng.
Diklat Teknik Pengelasan untuk 19 siswa SMK Murub akan berlangsung hingga Sabtu (2/10), dengan tiga instruktur dari SMK Mutu yakni Drs Agus Sumardono, Basuki Rokhmat SPd ST, dan Kasmui AMd. Hari pertama dan kedua untuk penyampaian teori, dan selanjutnya dilakukan praktik yang dipusatkan di Bengkel SMK Mutu.
Istruktur SMK Mutu Kasmui AMd mengatakan, di Bidang Pengelasan, Bengkel SMK Mutu dilengkapi berbagai macam mesin las, mulai dari mesin las listrik, las gas, las stainless, dan las karbit, serta didukung sumber daya manusia yang mumpuni. “Setelah diajari mengelas, sebaiknya siswa agar bisa menciptakan produk layak jual,” ujar Kasmui.
Kepala SMK Murub Ihya Ulumudin ST menyampaikan, sebagai kepala sekolah yang baru, dirinya mengusung visi dan misi untuk menyiapkan siswa yang tidak hanya siap bekerja setelah lulus, tetapi juga agar bisa berwirausaha. Menyadari sekolah masih memiliki banyak kekurangan peralatan, SMK Murub mengajukan Diklat di SMK Mutu.
Ihya mengakui, SMK Mutu yang dulu merupakan tempatnya mengajar telah berkembang pesat dan memiliki bengkel yang sebagus sekarang. “Dengan adanya Diklat ini, kami berharap tidak hanya kompetensi yang didapatkan, namun juga nama sekolah terangkat dan menjadi daya tarik masyarakat,” ujar Ihya yang sempat menjadi guru di SMK Mutu selama sepuluh tahun. (*)