Peran Muhammadiyah-Aisyiyah dalam Penanggulangan TB-HIV
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Dalam rangka meningkatkan koordinasi bersama program TBC-HIV, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Semarang ditunjuk sebagai salah satu mitra, serta hadir dalam acara Pertemuan Koordinasi Masyarakat Sipil dalam Penanggulangan TBC-HIV yang diselenggarakan oleh SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kota Semarang.
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Semarang selalu berperan aktif dalam pelaksanaan penanggulangan TB-HIV di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang.
Ketua MPM PWM Jawa Tengah A.M. Juma’i, SE.,M.M menyampaikan bahwa MPM PWM Jawa Tengah memiliki peran yang sangat kuat di masyarakat, terutama dalam penanggulangan TB-HIV yang selama ini telah dilakukan dengan melalui beberapa pendekatan.
“Dalam rangka penanggulangan, pencegahan dan penyembuhan terkait dengan HIV ini, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah memiliki peran dengan memberi edukasi, pendampingan, penyuluhan, bahkan pendekatan spirtual, yang telah kami lakukan selama ini. Salah satunya terhadap Persatuan Waria Semarang (Perwaris), warga argorejo sunan kuning serta JBL”, kata Juma’i
“Karena kita selalu megutamakan keselamaatn manusia, jangan sampai keberadaan seorang pengidap HIV itu merugikan dan membahayakan, orang – orang yang ada di sekitar. Karena orang yang terkena, ketika dia ceroboh, dia sembrono, maka dia akan menularkan kepada orang lain, terutama kepada keluarganya, anaknya, tetangganya, kawan-kawannya”, imbuhnya
Ia juga menambahkan bahwa untuk meminimalisir kasus TB HIV ini, betapa kita semuanya harus bergerak bersama dalam rangka untuk menanggulangi adanya penyebaran HIV kepada masyarakat yang secara luas. Jadi intinya adalah kebersamaan, sinergi yang dilakukan ini harus secara komperhensif dilakukan oleh kekuatan masyarakat.
Sama halnya dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Semarang, yang juga memegang peranan yang sangat penting dalam hal penanggulangan TB-HIV ini.
“Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang juga ikut berperan dalam penanggulangan Tuberculosis (TB) yang ada di Kota Semarang. Yang selama ini kami sudah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, PKK serta Kelurahan yang ada di Kota Semarang. Karena sekarang ‘Aisyiyah sudah tidak menjadi SSR, namun program penanggulangan TB tetap kita jalankan. Yaitu dengan membentuk 7 Kelurahan sebagai Pilot Project dalam rangka penanggulangan TB”.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Kesehatan PDA Kota Semarang Purwanti Susantini,M.Kes.
Lebih lanjut, Purwanti juga menyampaikan, “Salah satu kegiatannya kita secara rutin memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada penderita TBC. Kemudian kader-kader yang ada di 7 Kelurahan tersebut kita manfaatkan, kita berdayakan, dalam rangka edukasi, screaning, sehingga nanti kita mendapatkan data sebagai bahan pemberian PMT pada penderita TBC tersebut. Intinya kita melakukan itu untuk kemaslahatan umat”.
“Kemudian banyak juga balita-balita gizi buruk yang menderita TBC. Dan kita juga memberikan paket pada penderita gizi buruk dalam rangka meningkatkan gizi pada balita gizi buruk sehingga terjadi perbaikan gizi”, imbuhnya.
Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Kota Semarang Anggun Dessita, S.KM menyampaikan bahwa mulai tahun 2020 hingga tahun 2021, kasus untuk penemuan kasus TB dan HIV cenderung menurun. Hal ini disebabkan pasien yang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan cenderung menurun akibat pandemi covid-19. Sehingga berakibat pada penurunan penemuan kasus.
“Peran Dinas Kesehatan dalam penanggulagan TB VIV selama ini, kami bersama dengan lintas sektoral baik itu dengan layanan kesehatan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit melakukan pemeriksaan secara masif, kami memiliki Petugas survei kesehatan, yang melakukan deteksi dini pada pasien yang dicurigai TB – HIV di masyarakat umum untuk dirujuk tes HIV”, jelas Anggun
“Khususnya program HIV, Dinas Kesehatan juga telah membuka layanan pemeriksaa HIV, pengobatan ARV, serta membuka layanan malam untuk tes HIV, pengobatan HIV di Puskesmas. Jadi untuk pasien yang segan periksa pada layanan pagi, bisa melakukan pemeriksaan malam di Puskesmas yang di tunjuk oleh Dinas Kesehatan”, imbuhnya. (it)