Disnakerperin Gandeng SD Muhammadiyah 1 Solo Semar Kuncoro
PWMJATENG.COM, SOLO – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Gandeng SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Semar Kuncoro atau Semangat Kreatif Kuno Moncer Monco Negoro terjemahan dari “Solo Past is Solo Future”.
Kebijakan ekonomi kreatif, Kebijakan Smart City bertumpu pada industri kreatif. “Semar Kuncoro, sebuah gerakan masyarakat yang ada di kota Solo, maka jalannya tidak menjadi terseok-seok apabila didukung salah satunya sekolah, dan tidak hanya dari dinas saja bersemangat untuk mengkreatifkan, tetapi semangat kreatif kuno yang disukung semua elemen dan produk di sana bisa digunakan masyarakat seperti Batik, Blangkon, Gamelan, Wayang, Lukis Kaca, dll.” ujar Ariani Indriatuti Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, Senin (20/5/2019).
Ariani menuturkan, kita memiliki tiga program di antaranya, pertama gebrakan kolaborasi “May Day’’ dengan jalan sehat yang dihadiri sebanyak 1500 peserta dan berjalan damai dan didukung semua dina kota Surakarta dan masyarakat.
Kedua, gerakan masyarakat “Semar Kuncoro” menjadi keyword untuk pengembangan sentra IKM Kreatif Semanggi Harmoni.
Ketiga, Skill Development Center (SDC) program peningkatan kapasitas Canakar melalui pelatihan yang tersertifikat dan proses penempatan atau penyaluran kerja.
Dalam kolaborasi ini, bisa meningkatkan kerja sama kelembagaan dalam rangka penumbuhan wirausaha baru dan memajukan perekonomian melalui pengembangan bidang Industri Kecil Menengah (IKM) Kreatif.
Ia berharap, dengan kerjasama ini, dapat diikuti pula oleh sekolah-sekolah lainnya yang ada khususnya di Kota Solo.
“Pemanfaatan bersama prasarana dan sarana untuk mendukung kegiatan para pihak dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang saling menguntungkan dan bersinergi serta kolaborasi, ” katanya
Sementara itu, Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK dan Budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, menyambut baik kesempatan kerjasama antara Industri Kreatif dengan sekolah. Memajukan pendikan kota Surakarta tidak tergantung dari satu sisi prestasi akademik tetapi juga kekuatan kolaborasi antar dan antara semua pihak yang berkepentingan.
“Prinsipnya menyambut baik, anak-anak mendapat inspirasi untuk menjadi entrepreneur. Selama bisa bermanfaat kita akan berkolaborasi untuk meningkatkan prestasi baik akademik, non akademik maupun budaya. Harapanya ada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari dalam dan dari luar mendorong perkembangan pendidikan. Artinya Pendidikan tidak hanya berkutat belajar memahami buku teks tapi bagaimana mendidik anak untuk siap bermasyarakat, mengembangkan usaha tanpa bergatung orang lain, keberhasilan dinas tidak terlepas dari sekolah,”ujar Sri. (Jatmiko/HUMAS)