Tafsir: Soal Politik, Muhammadiyah Netral Aktif Bukan Netral Pasif
PWMJATENG.COM, PURWOKERTO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir mengatakan bahwa Muhammadiyah dalam politik bersikap netral. Namun netral yang aktif bukan netral pasif. Sebab politik adalah hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya, menurut Tafsir Muhammadiyah sebagai organisasi besar harus mengambil peran-peran politik secara aktif. Hal tersebut disampaikan saat membuka acara Rapat Kordinasi Wilayah (Rakorwil) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Tengah Wilayah Dulangmas dan Pantura Barat di Kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada Sabtu 5 Mei 2018.
“Kader-kader Muhammadiyah harus menempati instansi dan lembaga publik”. Kata Tafsir.
Politik dalam pandangan Tafsir adalah penentu, kehidupan manusia dari tidur sampai tidur lagi diatur oleh politik. maka jika Muhammadiyah tidak mengambil peran politik akan menjadi korban politik. Maka penting menurut Tafsir adanya edukasi politik secara terus menerus terhadap warga Muhammadiyah Jawa Tengah.
“LHKP adalah wadah salah satunya untuk melakukan edukasi politik”. Ungkap Tafsir.
Sementara itu Ketua LHKP PWM Jawa Tengah, Khafid Sirotudin menyebutkan bahwa garapan politik Muhammadiyah terbilang baru. Selama ini Muhammadiyah, kata Khafid dikenal dengan dunia pendidikan, kesehatan, dan sosial lainnya. Politik kebangsaan adalah amanah baru yang ditetapkan pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar sebagai salah satu pilar dakwah selain gerakan ekonomi.
“Politik bukan dalam arti politik praktis”. Terang Khafid.
Selain itu Khafid mengakui bahwa melalui LHKP dirinya akan memetakan kader-kader Muhammadiyah di Jawa Tengah untuk menempati jabatan-jabatan publik seperti KPUD, Bawaslu dan sebagainya. Ia menargetkan ada 100 kader Muhammadiyah di jabatan publik.
“Saat ini kami sudah berhasil menempatkan kader di Timsel KPU, KPU, dan Panwas”. Bebernya. (BADRUN)