
PWMJATENG.COM, Cilacap – Desa Mandala, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, menjadi pusat perhatian pada Ahad (14/9/2025). Ratusan warga yang terdiri atas petani, wanita tani, karang taruna, pelajar, hingga mahasiswa, mengikuti pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Kegiatan ini digelar oleh dosen pengabdi dan peneliti STIE Muhammadiyah Cilacap bekerja sama dengan Pemerintah Desa Mandala.
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kemandirian petani sekaligus mendorong pertanian ramah lingkungan. Narasumber yang dihadirkan, Mauludin, seorang praktisi pupuk organik dari Cilacap, memaparkan berbagai teknik pembuatan pupuk organik cair.
Ia menjelaskan cara membuat pupuk organik cair (NPK) super, POC dari kotoran hewan, POC perangsang bunga dan buah, hingga POC berbahan dasar urine. Ia juga mengenalkan formula POC fotosintetik baterai yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas tanaman.
Dalam sesi praktik, peserta diajak membuat POC dari kohe kambing. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan drum berkapasitas 100 liter. Drum tersebut diisi 50 liter air, kemudian ditambah 0,25 liter molase serta 0,25 liter cairan EM4 pertanian. Setelah diaduk rata, dimasukkan 40 kilogram kotoran kambing yang sudah dibungkus karung.
“Tutup rapat drum selama dua minggu. Jika cairan beraroma tape, artinya fermentasi berhasil. Setelah itu, pupuk dapat diaplikasikan ke tanaman dengan mencampurkannya ke air sumur dengan perbandingan 1 : 25,” jelas Mauludin.
Dosen STIE Muhammadiyah Cilacap, Wignyo Mudiharso, menegaskan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu membangkitkan semangat petani Mandala dalam menuju pertanian organik.
“Insya Allah, Desa Mandala ke depan bisa menjadi desa rujukan organik. Saat ini perangkat desa, mulai dari kepala desa, sekretaris desa, hingga kepala dusun, juga ikut menjadi peserta. Kami hanya memantik semangat agar masyarakat bangkit,” tegasnya.
Baca juga, Manhaj Akidah Muhammadiyah: Kaidah dan Pokok Dasar Keimanan
Kasirun, salah seorang petani peserta workshop, menyampaikan rasa syukurnya. Menurutnya, kegiatan ini sangat membantu petani memahami pembuatan pupuk organik. Namun, ia berharap ada pendampingan berkelanjutan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
“Alhamdulillah, kegiatan ini sangat membantu. Tetapi pendampingan tetap diperlukan, supaya praktiknya benar dan hasilnya nyata,” ujarnya.

Senada dengan itu, komunitas petani Talas Pratama juga menilai pelatihan ini bermanfaat. Beberapa anggotanya bahkan sudah menggunakan pestisida organik dari fermentasi tembakau untuk mengatasi hama ulat.
“Pendampingan dari kampus sangat penting. Selama ini kami masih membeli pupuk organik secara online. Insya Allah, dengan pendampingan, ke depan petani Mandala bisa memproduksi pupuk organik sendiri,” ungkap salah seorang perwakilannya.
Kepala Desa Mandala, Yulis Samingan, menambahkan bahwa mayoritas warganya merupakan petani buah-buahan. Karena itu, pelatihan ini menjadi bekal penting agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya lokal, seperti kotoran kambing, sapi, daun bambu, dan dedaunan kering, untuk diolah menjadi pupuk organik.
“Alhamdulillah, pelatihan ini sangat bermanfaat. Warga kami sebagian besar petani, jadi mereka harus tahu cara membuat pupuk dari bahan yang melimpah di desa,” katanya.
Ia juga mendorong warganya beralih ke pupuk organik agar tanah tetap subur dan hasil panen lebih sehat.
“Kalau tanahnya gembur dan subur, panennya bisa melimpah. Produk yang dihasilkan pun lebih sehat untuk dikonsumsi,” tegasnya.
Yulis berharap pendampingan dari dosen STIE Muhammadiyah Cilacap dapat terus berlanjut, mulai dari proses pembuatan pupuk, aplikasi pada tanaman, hingga panen.
“Desa Mandala adalah sentra buah-buahan, seperti durian, alpukat, dan kelengkeng. Kami berharap pendampingan dilakukan secara berkesinambungan,” pungkasnya.
Kontributor : Wasis
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha