
PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Upaya pemberdayaan masyarakat kembali dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Tim dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bersama kelompok petani jamur tiram Krajatani di Desa Krajan, Kecamatan Weru, Sukoharjo.
Ketua tim pengabdian, Dessy Ade Pratiwi, menjelaskan program ini merupakan bagian dari hibah pengabdian masyarakat yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia. Fokus utama program ini adalah penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan efisiensi produksi baglog atau media tanam jamur tiram.
“Desa Krajan dipilih karena masyarakatnya sudah lama membudidayakan jamur tiram. Namun, media tanam masih harus dibeli dari luar dengan harga relatif mahal. Padahal, minat pembeli jamur tiram di kawasan ini sangat tinggi. Bahkan sering kali stok jamur tidak mampu memenuhi permintaan pasar,” kata Dessy, Senin (15/9).
Menurutnya, kondisi petani jamur tiram di Desa Krajan juga masih terbatas dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Selama ini mereka hanya berfokus pada panen, tanpa memahami perawatan yang tepat. Selain itu, peralatan budidaya masih sederhana sehingga hasil produksi belum maksimal.
“Melihat potensi pasar yang besar tetapi produksi terbatas, tim dosen UMS menghadirkan gagasan pemanfaatan teknologi tepat guna. Tujuannya untuk membantu petani membuat media tanam sendiri. Hal ini juga menjawab kebutuhan masyarakat Weru dan sekitarnya yang sangat tinggi terhadap jamur tiram, terutama karena banyak pedagang mengolahnya menjadi berbagai produk makanan,” tambah Dessy.
Baca juga, Menafsir Ulang Sirah Nabawiyah: Dari Narasi Mitos Menuju Pemahaman Historis
Dalam program ini, tim UMS memperkenalkan rancangan mesin pencampur bahan baglog semi otomatis yang dirancang untuk skala usaha mikro. Mesin tersebut mampu mempercepat proses pencampuran bahan seperti serbuk kayu, dedak, dan kapur atau dolomit dengan hasil yang lebih konsisten.
Selain mengenalkan mesin, tim dosen juga memberikan pelatihan intensif kepada kelompok Krajatani. Pelatihan meliputi teknik sterilisasi baglog dengan drum uap, proses inokulasi bibit jamur secara higienis, hingga manajemen produksi yang lebih efisien.

“Melalui hibah dari Kemdiktisaintek, kami menghadirkan inovasi yang bisa langsung diterapkan masyarakat desa. Kami menyerahkan tiga mesin, yaitu mesin mixer bahan, mesin press baglog, dan mesin sterilisasi. Harapannya, petani bisa mandiri dalam pembuatan baglog tanpa bergantung pada pemasok,” jelas Dessy.
Setelah pendampingan dan penerapan mesin, kelompok Krajatani berhasil meningkatkan produktivitas. Hasil panen jamur tiram menjadi lebih banyak dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
“Sekarang, dengan bantuan mesin dan pelatihan dari UMS, kami petani jamur tiram bisa memproduksi baglog sendiri tanpa harus menunggu pasokan dari luar kota,” ungkap Suyatno, Ketua Kelompok Krajatani.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha