Rancang Bangun Kehidupan di Era Modern

Rancang Bangun Kehidupan di Era Modern
Oleh: Rumini Zulfikar (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar Pemberdayaan MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Manusia sebagai khalifah fil ardhi memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan bumi. Maka, segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan matang.”
Pernyataan tersebut menjadi refleksi penting di tengah dinamika kehidupan modern yang serba cepat. Suatu hari, penulis menerima pesan dari anak laki-lakinya yang memberitahukan bahwa ia mendapat undangan dari kelompok masyarakat Pasimas Banyubening. Agenda dalam undangan itu adalah pelatihan pemasangan pipa paralon, administrasi, dan pelaporan. Program tersebut telah berjalan satu bulan dari total target seratus hari pelaksanaan.
Kisah lain datang ketika penulis memberikan nasihat kepada anaknya yang akan memasuki jenjang pendidikan SMK. Ia menekankan bahwa setiap langkah menuju cita-cita harus melalui perencanaan dan proses yang matang. Tidak bisa hanya sekadar niat atau harapan tanpa arah.
Contoh-contoh tersebut menggambarkan bahwa dalam kehidupan—baik secara individu maupun kolektif—dibutuhkan perencanaan dan tindakan yang terstruktur. Inilah yang disebut dengan konsep “rancang bangun”.
Memaknai “Rancang Bangun” dalam Hidup
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rancang bangun adalah proses merencanakan dan melaksanakan sesuatu dengan mempertimbangkan aspek jangka panjang. Seperti halnya membangun rumah, kita perlu mendesain gambar, membuat anggaran, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasilnya.
Baca juga, Ketika Pegawai Persyarikatan Bekerja Sekadar Bekerja
Begitu pula dalam kehidupan. Seorang anak yang ingin masuk sekolah favorit harus menentukan target sekolah, membangun kapasitas akademik, menambah latihan, dan menjalani proses belajar dengan konsisten. Hasilnya akan tergantung pada kesungguhan. Jika serius, cita-cita akan tercapai. Namun jika setengah hati, hasilnya bisa mengecewakan.
Islam Mendorong Profesionalisme
Islam telah memberikan landasan kuat dalam membangun kehidupan yang profesional. Nabi Muhammad SAW bersabda:
اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, ia menyelesaikannya secara itqan (profesional).” (HR. Thabrani)
Hadis ini mengajarkan pentingnya kesungguhan dalam setiap pekerjaan, sebagai bentuk ibadah sekaligus tanggung jawab.
Pilar Rancang Bangun Kehidupan
Untuk mewujudkan kehidupan yang tertata dan terarah, ada empat prinsip dasar yang perlu diterapkan:
- Perencanaan (Planning)
Merancang kehidupan dengan sistem yang matang, terstruktur, dan terukur adalah langkah awal menuju keberhasilan. - Pengorganisasian (Organizing)
Menyatukan berbagai elemen dan sumber daya secara optimal agar semua potensi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. - Penggerakan (Actuating)
Menggerakkan semua daya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam mencapai tujuan yang telah dirancang. - Pengawasan (Controlling)
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana. Apakah sudah sesuai harapan? Apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki?
Dengan sistem kontrol yang baik, kita bisa mengetahui bagian mana yang perlu penyesuaian dan peningkatan. Hasil akhir dari proses ini adalah kehidupan yang terarah, membahagiakan, dan membanggakan—baik secara individu, sosial, ekonomi, maupun spiritual.
Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Kita hidup di tengah era disrupsi, di mana perubahan terjadi begitu cepat. Tanpa perencanaan sejak dini, kita berisiko mengalami kekecewaan berkepanjangan dan penyesalan di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mempersiapkan diri dengan serius dan terstruktur, agar mampu menjadi pribadi yang profesional dalam kehidupan, beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wallahu a‘lam bish-shawab.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha