
PWMJATENG.COM, Edinburgh | Inggris – Mengenyam pendidikan magister di dua universitas ternama lintas negara bukan lagi impian. Yusuf R. Yanuri, alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), membuktikan bahwa kesempatan itu nyata berkat Beasiswa Indonesia Bangkit dari Kementerian Agama RI.
Yusuf kini tengah menempuh program dual master degree yang menggabungkan studi di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan University of Edinburgh, Inggris. Dalam program berdurasi dua tahun tersebut, Yusuf menghabiskan tahun pertamanya di UIII, Depok, lalu melanjutkan tahun kedua di Edinburgh.
“Ini satu kesatuan. Kami menyelesaikan dua tesis, dapat dua ijazah, dan ikut dua kali wisuda,” ujar Yusuf saat dihubungi pada Minggu (10/7).
Program Beasiswa Indonesia Bangkit disebutnya mirip dengan skema LPDP, yang melibatkan tahapan seleksi ketat. Ia mengikuti seleksi administratif, tes bakat skolastik, serta wawancara pada April 2023. Yusuf lolos dan mulai kuliah di UIII pada September tahun yang sama.
Di Inggris, Yusuf mengambil studi Globalized Muslim World, sebuah kajian kontemporer tentang dunia Islam global. Menurutnya, sistem akademik di University of Edinburgh sangat menekankan partisipasi aktif dan diskusi yang intensif di kelas.
“Di sini dosen maksimal bicara satu jam. Selebihnya diskusi. Bahkan ada kelas yang hanya diawali mini-lecture 20 menit, lalu sisanya diskusi penuh,” ungkap Yusuf.
Tak hanya soal akademik, ia juga berbagi pengalaman kehidupan sebagai Muslim di Edinburgh. Ia menilai atmosfernya sangat mendukung. Masjid mudah diakses, toko halal tersedia luas, dan komunitas Muslim aktif mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian dan buka puasa bersama.
Baca juga, Mengapa Hati Masih Gelisah Meski Ibadah Rutin?
Sebagai kader Muhammadiyah, Yusuf tak melewatkan untuk tetap terlibat dalam kegiatan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) UK & Irlandia. Meski belum aktif secara luring di Edinburgh, namun kegiatan daring seperti pengajian rutin masih diikutinya.
Yusuf juga pernah nyantri di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS. Ia menegaskan bahwa pengalaman berorganisasi di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan sikap hidupnya.

“IMM mengajarkan saya berpikir kritis, tidak gampang menyerah, dan memperluas jejaring. Itu sangat membantu dalam pengembangan diri, terutama ketika berada di lingkungan internasional,” tegasnya.
Yusuf mengingatkan pentingnya keberanian dan motivasi, terutama bagi kader Muhammadiyah dari latar belakang sederhana yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
“Motivasi dan keberanian itu penting. Banyak kader yang sebenarnya mampu, tapi tidak percaya diri. Beasiswa afirmasi tersedia, tapi kalau mentalitasnya belum siap, tetap sulit,” katanya.
Ia berharap semakin banyak mahasiswa UMS dan kader Muhammadiyah yang berani melangkah ke kancah global. Menurutnya, pengalaman internasional bukan hanya memperkaya wawasan, tapi juga memperkuat kontribusi terhadap institusi dan masyarakat.
“Saya berharap ilmu yang saya peroleh ini bisa bermanfaat, baik untuk keluarga, masyarakat, maupun untuk UMS dan Muhammadiyah,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha