Pola Hidup Sehat Tingkatkan Ketahanan Tubuh Terhadap Suhu Dingin, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Pola Hidup Sehat Tingkatkan Ketahanan Tubuh Terhadap Suhu Dingin, Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Oleh : Tegar S. Ahimza (MPI PW Muhammadiyah Jateng, Profesional Copy Writer)
PWMJATENG.COM – Ketika suhu udara menurun, tubuh manusia dipaksa untuk beradaptasi demi menjaga suhu inti tetap stabil. Salah satu mekanisme utama dalam proses ini adalah metabolisme. Semakin sehat gaya hidup seseorang, semakin optimal pula kemampuan tubuh dalam menghadapi suhu dingin. Tapi benarkah orang dengan tubuh gemuk lebih tahan terhadap udara dingin? Fakta ilmiahnya tidak sesederhana itu.
Metabolisme dan Produksi Panas
Pola hidup sehat yang mencakup aktivitas fisik teratur, pola makan seimbang, dan tidur cukup terbukti memperbaiki fungsi metabolisme. Metabolisme yang optimal akan memperkuat termogenesis, yaitu proses alami tubuh dalam menghasilkan panas. Dua komponen tubuh yang berperan besar dalam proses ini adalah otot dan jaringan lemak coklat (brown adipose tissue/BAT).
Berbeda dengan lemak putih biasa yang hanya menyimpan energi, lemak coklat aktif secara metabolik dan mampu membakar kalori untuk menghasilkan panas, terutama saat tubuh terpapar suhu dingin. Aktivitas fisik yang rutin dan pola makan tinggi nutrisi diketahui mampu meningkatkan jumlah dan fungsi jaringan lemak coklat ini.
Mitos: Lemak Tubuh Menjaga dari Dingin?
Banyak orang berasumsi bahwa tubuh gemuk, karena memiliki banyak lemak, akan lebih tahan terhadap suhu dingin. Secara teori, lemak memang bertindak sebagai isolator pasif, membantu menahan panas tubuh agar tidak cepat keluar. Namun, isolasi ini bukan berarti kemampuan tubuh menghasilkan panas juga meningkat.
Baca juga, Mengapa Hati Masih Gelisah Meski Ibadah Rutin?
Faktanya, pada individu dengan obesitas, proses metabolisme sering terganggu akibat resistensi insulin. Saat suhu dingin memicu kebutuhan energi, tubuh orang gemuk sering kali merespons dengan meningkatkan nafsu makan, bukan membakar lemak yang sudah ada. Hal ini diperburuk dengan kondisi hiperinsulinemia, yaitu kelebihan insulin yang justru mendorong penimbunan lemak baru daripada membakarnya.
Penelitian Mendukung
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Investigation (2014) menunjukkan bahwa individu dengan tingkat kebugaran tinggi dan massa otot besar cenderung lebih cepat beradaptasi dalam cuaca dingin dibandingkan mereka yang memiliki persentase lemak tubuh tinggi. Aktivitas otot rangka saat menggigil dapat menghasilkan panas melalui termogenesis tanpa lemak (non-shivering thermogenesis).
Sementara itu, penelitian lain di Nature Reviews Endocrinology menekankan peran penting jaringan lemak coklat dalam proses adaptasi terhadap dingin. Individu dengan gaya hidup sehat memiliki kapasitas aktivasi lemak coklat yang lebih tinggi.
Gaya Hidup Sehat, Ketahanan Lebih Baik
Beradaptasi terhadap suhu dingin tidak hanya soal isolasi tubuh, tapi kemampuan tubuh memproduksi dan mempertahankan panas internal. Inilah mengapa gaya hidup sehat menjadi kunci utama. Kombinasi dari olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan manajemen stres akan membantu menjaga kestabilan hormon serta sistem metabolisme tubuh.
Kesimpulannya, meningkatkan massa otot dan kualitas metabolisme jauh lebih efektif untuk bertahan di suhu dingin daripada sekadar memiliki lapisan lemak tubuh yang tebal. Jadi, jika ingin lebih kuat menghadapi musim dingin atau udara sejuk, langkah paling logis adalah menjaga pola hidup sehat sejak sekarang.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha