
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Sebanyak 15 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari kampus ini berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk tahun 2025. Pencapaian tersebut menempatkan UMS dalam jajaran 20 besar perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta, yang terbanyak memperoleh pendanaan.
Kepala Biro Kemahasiswaan UMS, Ahmad Kholid Alghofari, menjelaskan bahwa tahun ini terjadi penurunan jumlah proposal yang lolos pendanaan dibandingkan tahun lalu. Namun, hal itu disebabkan oleh efisiensi anggaran yang diberlakukan Kemendiktisaintek secara nasional.
“Jumlah proposal secara nasional memang menurun, tapi UMS tetap mampu bertahan di peringkat 20 besar. Ini capaian yang cukup membanggakan,” kata Kholid, Kamis (10/7/2025).
Ia mencontohkan, Universitas Gadjah Mada yang pada tahun 2024 meloloskan 181 proposal, kini hanya memperoleh pendanaan untuk 56 proposal pada 2025. Dalam konteks ini, keberhasilan UMS meloloskan 15 proposal menjadi sinyal positif di tengah seleksi yang semakin ketat.
Adapun 15 proposal UMS yang lolos pendanaan terdiri atas berbagai skema PKM. Rinciannya, dua proposal Riset Eksakta (PKM-RE), satu proposal Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), satu proposal Penerapan Iptek (PKM-PI), tiga proposal Kewirausahaan (PKM-K), satu proposal Karsa Cipta (PKM-KC), dan tujuh proposal Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).
Baca juga, Tuntunan Berziarah Kubur Sesuai Ajaran Islam: Adab, Doa, dan Larangan
Pelaksanaan kegiatan PKM dijadwalkan berlangsung mulai 7 Juli hingga 3 November 2025. Saat ini, pihak Kemahasiswaan UMS telah melakukan koordinasi awal bersama para tim mahasiswa serta dosen pendamping. Kholid menekankan pentingnya kesiapan pelaksanaan agar target-target dalam proposal dapat dicapai secara maksimal.
“Jangan sampai target yang semestinya bisa kita siapkan justru meleset. Tim harus siap sejak awal,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya luaran kegiatan, seperti publikasi dan dokumentasi. Pasalnya, selama pelaksanaan PKM, Kemendiktisaintek akan mengadakan proses monitoring dan evaluasi (PKP 2) sebagai penilaian kelayakan untuk melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
“Monitoring ini akan menentukan tim mana yang layak ke PIMNAS, yang merupakan ajang puncak dari seluruh kegiatan PKM,” jelas Kholid.
Sebagai bentuk komitmen, pihak Kemahasiswaan UMS bahkan menggelontorkan dana pendahuluan sebelum anggaran resmi dari Dikti dicairkan. Hal ini bertujuan agar program mahasiswa dapat berjalan sesuai jadwal tanpa hambatan administratif.
“Ini strategi kami agar program tidak tertunda hanya karena dana belum cair,” ujar Kholid.
Ia menambahkan bahwa UMS telah melakukan proses seleksi internal yang ketat sebelum proposal diajukan ke Dikti. Harapannya, seluruh tim dapat menjalankan program sesuai dengan proposal, serta menghasilkan luaran utama maupun tambahan sesuai yang dijanjikan.
“Dengan begitu, saat monitoring dan evaluasi dilakukan, hasilnya bisa maksimal dan dipercaya, serta peluang untuk lolos ke PIMNAS semakin besar,” pungkasnya.
Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha