
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencetak prestasi membanggakan di bidang riset. Lima mahasiswa dari Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) berhasil mempublikasikan karya ilmiah mereka di jurnal internasional bereputasi Scopus selama tahun 2025.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Nanda Maulana Riszki, Anya Shakti, Aditya Rahmat Fajar, Ajeng Adella S, dan Irfan Alhady. Menariknya, artikel ilmiah mereka diterima di berbagai tingkatan jurnal Scopus, mulai dari Q4 hingga Q2. Aditya Rahmat Fajar bahkan sukses menembus jurnal kategori Q2, yang dikenal memiliki seleksi ketat dan standar tinggi dalam dunia akademik global.
Ketua Program Studi Fisioterapi FIK UMS sekaligus dosen pembimbing mereka, Farid Rahman, mengungkapkan rasa bangganya atas capaian luar biasa ini. Ia menegaskan, keberhasilan kelima mahasiswa tersebut tidak hadir secara instan, tetapi merupakan hasil dari pembinaan intensif dan pendampingan sejak tahap awal.
“Total sudah ada lima mahasiswa yang berhasil tembus jurnal Scopus, bahkan satu di antaranya masuk kategori Q2. Ini membuktikan bahwa mahasiswa UMS, khususnya Fisioterapi, bisa bersaing secara global jika mendapat pembimbingan serius,” ujar Farid, Rabu (2/7).
Ia menjelaskan bahwa mahasiswa sarjana umumnya belum terbiasa dengan penulisan ilmiah yang ketat. Oleh karena itu, ia terlibat langsung dalam seluruh proses—dari penyusunan ide, penulisan, hingga mengarahkan strategi memilih jurnal yang sesuai.
“Saya dampingi dari awal sampai akhir. Bahkan saat revisi dari reviewer internasional datang, saya bantu mereka menyusun jawaban secara akademik yang kuat,” jelasnya.
Baca juga, Kapan Puasa Tasua dan Asyura 2025? Ini Jadwal dan Keutamaannya
Farid juga menekankan pentingnya membangun mental tangguh dalam menghadapi proses publikasi. Ia mengaku selalu mendorong mahasiswanya untuk tidak takut menghadapi penolakan maupun revisi berulang. Menurutnya, setiap proses itu mengandung pembelajaran penting yang membentuk kepercayaan diri dan kematangan akademik.
“Penolakan itu biasa. Justru dari sana mereka belajar lebih banyak dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan akademik di masa depan,” ungkapnya.

Adapun tema penelitian mahasiswa diarahkan agar selaras dengan fokus riset program studi, yaitu rehabilitasi olahraga, aktivitas fisik, dan kesejahteraan masyarakat. Tujuannya tidak hanya untuk memenuhi standar akademik internasional, tetapi juga memberi kontribusi nyata pada kehidupan sosial.
“Riset yang mereka hasilkan tidak hanya berorientasi akademik, tapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti pencegahan cedera, peningkatan kualitas hidup, dan promosi kesehatan,” tambah Farid.
Farid berharap prestasi ini menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa lain untuk berani tampil di panggung internasional. Ia juga optimistis, pencapaian ini akan mendongkrak reputasi UMS di tingkat global, terutama dalam bidang fisioterapi.
“Ini bukan sekadar pencapaian individu. Ini kontribusi nyata bagi nama baik UMS di mata dunia. Insyaallah jumlahnya akan terus bertambah karena saat ini masih ada beberapa mahasiswa lain yang tengah menjalani proses publikasi,” pungkasnya.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha