Eny Winaryati: Aisyiyah Melek Teknologi, Fondasi Keluarga Sakinah Jadi Kunci Masyarakat Tangguh

PWMJATENG.COM, Magelang – Dalam suasana khidmat Resepsi Milad ke-108 ‘Aisyiyah yang digelar Sabtu (28/6), Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, Eny Winaryati, menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun peradaban. Ia menegaskan bahwa perempuan ‘Aisyiyah masa kini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Perempuan Aisyiyah didorong untuk melek IPTEK dan menggali potensi diri demi membangun peradaban dan menegakkan dakwah kemanusiaan,” tutur Eny dengan nada penuh keyakinan di hadapan para peserta milad.
Pernyataan tersebut menandai arah baru perjuangan ‘Aisyiyah di tengah era digital. Perempuan tidak cukup hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga harus tampil sebagai aktor utama dalam perubahan sosial yang berbasis pada kecanggihan teknologi dan nilai-nilai keislaman. Eny mengajak seluruh kader ‘Aisyiyah untuk tidak tertinggal dari arus informasi yang sangat cepat. Sebaliknya, mereka harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk menebarkan nilai-nilai dakwah yang mencerdaskan dan membebaskan.
Di tengah arus disrupsi yang kian menguat, PWA Jawa Tengah menekankan pentingnya membangun fondasi keluarga yang kokoh. Menurut Eny, keluarga sakinah adalah titik awal lahirnya masyarakat yang mandiri dan berdaya saing. “Grand design ‘Aisyiyah Jawa Tengah bertumpu pada pembentukan keluarga sakinah. Dari sanalah akan tumbuh masyarakat yang kuat, mandiri, dan berdaya saing,” jelasnya.
Baca juga, Resepsi Milad ‘Aisyiyah Jawa Tengah ke-108: Perempuan Pelopor Ketahanan Pangan Nasional!
Konsep keluarga sakinah bukan sekadar slogan, melainkan strategi jangka panjang dalam membentuk tatanan sosial yang harmonis. Dalam pandangan Eny, keluarga adalah miniatur masyarakat. Jika keluarga terbangun dengan nilai keimanan dan kebersamaan, maka masyarakat luas akan tumbuh dengan karakter yang serupa. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari upaya membina keluarga yang berlandaskan pada ajaran Islam.
Lebih lanjut, Eny menyoroti pentingnya rasa syukur sebagai kunci spiritual dalam membangun masyarakat Qurani. “Qaryah Thayyibah akan lahir saat kita mampu mensyukuri nikmat Allah,” tegasnya. Menurutnya, kesadaran spiritual yang kuat menjadi energi utama dalam menciptakan desa atau komunitas yang sejahtera, damai, dan berkelanjutan.
Qaryah Thayyibah, sebuah konsep masyarakat ideal yang disebut dalam Al-Qur’an, menjadi orientasi gerakan ‘Aisyiyah dalam membina desa-desa. Nilai-nilai Qurani seperti keadilan, kesederhanaan, gotong royong, dan kepedulian sosial menjadi fondasi dalam membangun kehidupan yang berkeadaban. Dalam hal ini, perempuan menjadi agen perubahan yang berperan aktif di tingkat keluarga, komunitas, hingga kebijakan publik.
PWA Jawa Tengah, melalui berbagai programnya, mendorong kader-kader ‘Aisyiyah untuk mengambil peran strategis di tengah masyarakat. Pelatihan literasi digital, penguatan ekonomi keluarga, hingga pengembangan komunitas berbasis masjid menjadi bagian dari strategi besar menuju masyarakat berdaya dan Qurani.
“Kita ingin setiap rumah tangga menjadi pusat dakwah, dan setiap perempuan Aisyiyah menjadi pelopor perubahan,” ujar Eny. Ia menekankan bahwa dakwah tidak hanya dilakukan di mimbar atau pengajian, tetapi juga melalui keteladanan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam mengelola keluarga, mendidik anak, maupun bermuamalah di ruang publik.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha