
PWMJATENG.COM, Boyolali – SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono kembali menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih bermakna. Melalui kegiatan In House Training (IHT) bertema “Transformasi Pembelajaran Menuju Deep Learning: Dari Transfer Ilmu ke Transformasi Makna”, sekolah ini mengajak para pendidik melampaui batas rutinitas mengajar.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 30 Juni hingga 1 Juli 2025, digelar di ruang kelas Learning Creative Program (LCP) dan diikuti seluruh guru dengan semangat tinggi. IHT ini menjadi ajang refleksi sekaligus pembekalan para pendidik untuk menata ulang arah pendidikan.
Sesi pembukaan menghadirkan sosok inspiratif, Pujiono, yang mengusung materi bertajuk “Pembelajaran dengan Kedalaman Cinta”. Dalam penyampaiannya, ia mengingatkan bahwa pendidikan bukan sekadar memindahkan pengetahuan, melainkan proses membentuk jiwa.
“Guru bukan hanya penyampai ilmu, tapi penuntun jiwa. Deep learning hanya akan lahir jika ada kedalaman cinta dari guru kepada murid, dari proses kepada makna,” ungkapnya penuh semangat di hadapan para peserta.
Menurut Pujiono, transformasi pembelajaran tidak cukup hanya dengan menghadirkan teknologi atau metode baru. Lebih dari itu, guru harus menanamkan nilai-nilai, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menumbuhkan semangat belajar dalam bingkai keteladanan.
Ia juga mengajak para guru untuk merenungkan kembali posisi keilmuan sebagai jalan ibadah. “Ilmu bukan hanya untuk dipahami, tetapi untuk dimaknai. Guru perlu mengembalikan pendidikan sebagai laku spiritual, bukan hanya aktivitas teknis,” tegasnya.
Baca juga, Benarkah Muhammadiyah Mendirikan Bank Syariah?
Sesi berikutnya akan dilanjutkan oleh pemateri kedua, Rohmah, yang dijadwalkan mengangkat strategi pembelajaran berdiferensiasi dan aplikatif. Materi ini dirancang untuk memperkaya wawasan praktis para pendidik dalam menciptakan suasana kelas yang inklusif dan bermakna.
Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, dalam sambutannya, menggarisbawahi pentingnya kegiatan ini sebagai pijakan awal transformasi pendidikan. “Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu, tapi juga memahami dan mencintai ilmu. Itu semua bermula dari guru yang mau bertumbuh,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa sekolah tengah berkomitmen membangun ekosistem pembelajaran yang lebih holistik, humanis, dan berorientasi pada makna. Guru diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menghadirkan ruh pembelajaran ke dalam kelas.
Seluruh guru yang hadir tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan. Mereka terlibat aktif dalam diskusi, berbagi pengalaman, dan menyusun rencana tindak lanjut pembelajaran berbasis nilai. Beberapa guru mengaku bahwa materi yang disampaikan memberi suntikan semangat dan pandangan baru terhadap profesi mereka.
Salah satu guru peserta, Siti Nurjanah, menyebut pelatihan ini menyentuh sisi terdalam dirinya sebagai pendidik. “Selama ini saya terlalu fokus pada target kurikulum. Tapi hari ini saya diingatkan bahwa mendidik adalah proses mencintai dan menuntun,” ujarnya usai sesi pertama.
Kegiatan IHT ini tidak hanya berhenti pada tataran teori, tetapi juga membuka ruang tindak lanjut yang konkret. Pihak sekolah telah menyusun agenda supervisi, pendampingan kelas, dan kolaborasi antarguru sebagai bentuk implementasi transformasi pembelajaran.
Dengan pelatihan ini, SD Muhammadiyah PK Banyudono berharap para guru mampu membawa semangat perubahan ke dalam ruang-ruang kelas. Pendidikan bukan hanya tentang hafalan, tetapi tentang menyentuh hati dan membentuk karakter.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha